Follow Us

Jika AS Masih Ikut Campur, Presiden Venezuela Nicolas Maduro Mengancam akan Terjadi Perang Saudara

Moh. Habib Asyhad - Senin, 04 Februari 2019 | 16:02
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengancam akan terjadi perang saudara jika AS masih ikut campur urusan negaranya.
Alejandro Cegarra/Bloomberg

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengancam akan terjadi perang saudara jika AS masih ikut campur urusan negaranya.

Suar.ID - Presiden Venezuela Nicolas Maduro memberi peringatakan keras—khususnya kepada Amerika Serikat.

Dia tidak bisa mengesampingkan kemungkinan terjadinya perang saudara seiring dengan meningkatnya tekanan pada dirinya untuk mundur.

Dalam sebuah wawancara TV, dia memperingatkan bahwa Presiden AS Donald Trump akan meninggalkan Gedung Putih dengan “berlumuran darah” jika dia tetap ikut campur.

Dia juga dengan tegas menolak batas waktu seminggu yang diserukan Uni Eropa untuk segera melakukan pemilihan umum cepat.

Baca Juga : Kisah Pilu Gadis 13 Tahun yang Bunuh Diri karena si Ibu Lebih Sayang Anjingnya

Pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara bulan lalu setelah mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat.

Dia bilang akan membangun koalisi internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Venezuela.

Di sisi lain, Maduro menyebutnya sedang mempersiapkan kudeta.

Dalam wawancara dengan televisi Spanyol, Salvados, Maduro mendapat pertanyaan: apakah krisis Venezuela bisa merembet ke perang saudara?

“Hari ini tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu dengan pasti,” ujarnya.

“Semuanya tergantung pada tingkat kegilaan dan agresivitas kekaisaran utara (AS) dan sekutu Baratnya.”

Maduro meminta agar tidak ada yang campur tangan terhadap persoalan dalam negeri negaranya.

“Dan kami mempersiapkan diri untuk membela negara kami,” tegasnya.

Presiden Trump mengatakan kepada saluran AS, CBS, bahwa penggunaan kekuatan militer tetap merupakan “pilihan”.

Meski begitu, Maduro memperingatkan pemimpin AS itu bahwa dia bersiap mengambil risiko terulangnya Perang Vietnam jika dia turun tangan.

Baca Juga : 12 Hari Setelah Cerai, Reaksi Gisel Saat Ditanya Jika Gading Menikah Lagi, Menangis dan Beri Pesan Ini

“Stop. Stop. Donald Trump! Anda membuat kesalahan yang akan menodai tangan Anda dengan darah dan Anda akan meninggalkan kepresidenan dengan berlumurah darah,” katanya.

Mari kita saling menghormati, pinta Maduro.

“Atau apakah Anda akan mengulangi (perang) Vietnam dan Amerika Latin?” tanyanya.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Carlos Becerra/Bloomberg

Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Beberapa negara Eropa, termasuk Prancis, Inggris, Austria, Jerman, dan Spanyol, memberi tenggat seminggu kepada Maduro untuk mengadakan pemilihan presiden.

Tak hanya itu, mereka juga bilang akan mengakui Guaido sebagai presiden sementara jika pemilu darurat tak segera digelar.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, sementara itu, mengatkan, Guaido punya legitimasi untuk menyelenggarakan pemilihan presiden.

“Orang-orang di jalanan, orang-orang ingin perubahan,” katanya kepada saluran Prancis, Inter.

Tapi Maduro tak peduli dengan segala ultimatum dan tenggat tersebut.

Kami, katanya, tidak menerima ultimatum dari siapa pun.

Baca Juga : Pria Ini Berencana Tuntut Orangtuanya Karena Lahirkan Dia ke Dunia Tanpa Izin

“Ini seperti saya bilang kepada Uni Eropa: Saya memberi Anda tujuh hari untuk mengakui Republik Catalonia, dan jika tidak, kami akan mengambil langkah-langkah,” tegasnya.

Maduro juga menyebut bahwa politik internasional negaranya tidak bisa didasarkan pada ultimatum.

“Itu adalah era kerajaan dan koloni,” tuturnya.

Situasi Venezuela

Ribun orang turun ke jalan-jalan di ibu kota Caracas pada Sabtu (2/2) untuk memprotes dan mendukung, baik Maduro dan Guaido.

Maduro mendapat dukungan dari militer.

Tapi, sebelum demonstrasi, seorang jenderal angkata udara bernama Francisco Yanez menjadi pejabat militer tertinggi yang mendukung Guaido.

Guaido sendiri mengatakan dia telah mengadakan pertemuan rahasia dengan militer untuk memenangkan dirinya dan menggulingkan Maduro.

Dia juga bilang bahwa dia juga telah menjangkau China, salah satu satu pendukung Maduro terkuat.

Lalu apa rencana Guaido?

Guaido saat ini tidak mengendalikan satu wilayah pun di Venezuela.

Jadi, dia berencana mendirikan pusat pengumpulan bantuan di negara-negara tetangga, di mana warga Venezuela melarikan diri.

Baca Juga : Imlek 2019: 5 Fakta Menarik Barongsai, Tariannya Adalah Pengusir Setan

Dia ingin membentuk koalisi internasional untuk mengumpulkan bantuan di tiga titik.

Untuk mempermudah masuknya bantuan itu, dia mesti menekan tentara Venezuela untuk memberikan izin.

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan di Twitter, rencana sedang diajukan di akhir pekan.

Di sisi lain, Maduro menolak mengizinkan bantuan itu masuk ke negaranya.

“Kami tidak pernah dan tidak akan menjadi negara pengemis,” ujarnya di depan para pendukungnya.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya

Latest