Hal ini diperparah dengan faktor cuaca di perairan tersebut.
“Karena digabung, menimbulkan tinggi tsunami yang signifikan dan menimbulkan korban dan kerusakan yang luar biasa,” kata Rahmat Triyono, kepala BMKG dalam konferensi pers di gedung BMKG, Jakarta, Minggu (23/12).
Polri Evakuasi Korban Bencana Tsunami Banten-Pray For Banten-#PolriPromoter #PolriHumanis #ThinkBeforePosting @DivHumas_Polri @bidhumas_banten @korbrimob pic.twitter.com/vobotKEwVU— Multimedia Polri (@PolriMultimedia) 23 Desember 2018
Korban terus bertambah
Korban tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12), terus bertambah.
Seperti dilaporkan Tribun Wow, hingga Minggu (23/12) pukul 16.00 WIB, korban meninggal akibat tsunami Banten menjadi 222 orang.
Info ini didasarkan pada unggahan Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Twitter pribadinya.
Jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami di Selat Sunda per 23/12/2018 pukul 16.00 WIB tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka & 28 orang hilang. Kerusakan fisik: 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal-perahu rusak. pic.twitter.com/7esz00fnD7Baca Juga : Salah Emoji, Tweet BMKG terkait Tsunami Banten pun Dihapus: Ini 4 Emoji yang Kerap Disalahartikan Gunanya— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) 23 Desember 2018
Selain jumlah korban meninggal, jumlah korban luka-luka juga bertambah menjadi 28 orang, Minggu (23/12).
Sementara 28 orang masih dinyatakan hilang.