Suar.ID – Cerita kesengsaraan yang dialami muslim Uighur kembali membuka mata dunia.
Dalam sebuah laporan The Associated Press (AP) pada Selasa (18/12/2018), mengungkapkan, China mulai melengkapi penjara bagi minoritas etnis muslim Uighur yang disebut kamp interniran atau konsentrasi oleh korban dengan pusat manufaktur.
Ap menelusuri, di kamp interniran mereka dipaksa untuk memproduksi pakaian-pakaian dengan bayaran rendah.
Pakaian-pakaian hasil kerja paksa Muslim Uighur di kamp Xinjiang, barat China ini disebut diekspor ke perusahaan di Amerika Serikat.
Baca Juga : Inneke Koesherawati Akui Pakai Bilik Asmara Bersama Fahmi tapi Enggan Jawab Soal Intensitas Pemakaiannya
Bagaimana kesengsaraan muslim Uighur di kamp interniran ini sebelumnya pernah diungkapkan oleh salah seorang perempuan Uighur, Mihrigul Tursun, pada November 2018 lalu.
Melansir japantimes.co, Tursun menjelaskan penyiksaan dan penganiayaan yang ia alami di salah satu kamp interniran di mana pemerintah China telah menahan ratusan muslim Uighur.
Berbicara kepada wartawan di Washington, Tursun mengatakan dirinya diinterogasi selama empat hari berturut-turut tanpa tidur.
Rambutnya pun dicukur dan menjadi sasaran pemeriksaan medis yang mengganggu setelah penahanan kali keduanya di Tiongkok pada tahun 2017.
Setelah ia ditahan untuk yang ketiga kali, apa yang didapatkannya semakin memburuk.
"Saya pikir saya lebih baik mati daripada mendapat penyiksaan ini dan memohon mereka untuk membunuh saya," kata Tursun (29) kepada wartawan pada pertemuan di National Press Club.
Dibesarkan di China, Tursun pindah ke Mesir untuk belajar bahasa Inggris disebuah universitas.