Suar.ID -Hanya kematian yang ada di pikiran Anik (nama samaran) yang didiagnosis mengidap HIV/AIDS.
Dia kaget campur syok usai menjalani voluntary counselling and testing (VCT) di sebuah fasilitas kesehatan di Semarang, Jawa Tengah.
Tapi hidupnya kembali bergairah ketika bertemu Ahmadi yang bahkan dengan penuh kesadaran menikahinya.
Sebenarnya Ahmadi punya misi tersendiri soal keputusannya ini.
Anik masih ingat betul tanggal di mana ia divonis HIV/AIDS. “Tanggal 12 Desember 2012,” ujarnya kepadaTribun Jateng pada Senin (26/11) kemarin.
Baca Juga : Ikut Irwan Mussry Dinas di Malaysia, Maia Estianty Makan Nasi Bungkus Bareng Supermodel Dunia Bella Hadid
Usai VTC ia dinyatakan positif. Menurutnya, waktu terasa berhenti, yang ada di bayangannya hanya mati, maut yang akan menjemput.
Sebelum dinyatakan positif HIV/AIDS, ia awalnya didiagnosis menderita TBC.
Ia didera batuk yang tak kunjung sembuh, bahkan diserta diare juga. “Dua minggu sekali ke dokter, masuk rumah sakit juga,” ujarnya.
Dari situlah kemudian guru honorer di sebuah SD negeri Kota Semarang itu didorong mengikuti VCT.
Sebagai seorang guru dan ibu rumah tangga yang mengaku tidak pernah melakukan pola hidup menyimpang, ia sama sekali tak menduga didiagnoisis HIV/AIDS.