Follow Us

Di India Juga Ada Black Friday, tapi Bikin Trauma dan Tak Ada Hubungannya dengan Diskon Besar-besaran

Moh. Habib Asyhad - Jumat, 23 November 2018 | 13:53
Bom Bombay 1993 alias Black Friday.
hindustantimes.com

Bom Bombay 1993 alias Black Friday.

Para sejarawan percaya nama ini muncul di Philadelphia sekitar tahun 1960-an.

Sopir bus dan polisi menggunakan nama Black Friday untuk mendeskripsikan lalu lintas yang padat yang membuat kemacetan kota sehari setelah Thanksgiving karena ada banyak pembeli yang berbondong-bondong ke toko.

Namun di sisi pengusaha, alasan itu tidak disukai. Di awal tahun 1980-an, alasan yang lebih positif muncul.

Menurut penjelasan dari sumber lain, Black Friday merupakan hari di mana pengusaha mulai menghitung dan mendapatkan laba tahunan.

Dalam istilah akuntansi, kerugian disebut "in the red" karena biasanya akuntan menggunakan tinta merah untuk menandakan jumlah negatif (kerugian).

Jumlah positif (laba) ditulis dengan tinta hitam. Karena itu, "hitam" berarti sesuatu yang baik karena menandakan keuntungan bagi pengusaha.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul fenomena Cyber Monday dan Giving Tuesday, yang mirip dengan Black Friday.

Baca Juga : Jelang Perceraian, Gading Marten Telepon Gempita dan Ungkap Kerinduannya pada Sang Anak

Cyber Monday menjadi hari alternatif bagi mereka yang sibuk di hari Jumat dan tidak mau berdesak-desakan mencari diskon saat Black Friday.

Hari Senin setelah Black Firday disebut Cyber Monday dimana banyak penjual toko online yang menawarkan promo spesial.

Sementara itu, Giving Tuesday merupakan bentuk amal yang dicanangkan sejak tahun 2012.

Di hari Giving Tuesday, banyak dermawan individu, organisasi, maupun komunitas yang merayakan hari libur dengan memberi sumbangan bagi orang-orang yang membutuhkan.

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest