Suar.ID -Belum Cukup Wajahnya Dilumuri Kotoran Manusia, Leher Muhammad Kece juga Dicekik Eks Panglima FPI.
Terpidana suap dan penghapusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Napoleon Bonaparte dilaporkan oleh Muhammad Kece ke Bareskrim Polri atas dugaan penganiayaan.
Napoleon diduga telah memukuli Kece hingga babak belur dan melumuri wajah serta tubuh tersangka penista agama itu dengan kotoran manusia atau tinja.
Dalam melakukan aksinya, Napoleon ternyata tidak sendirian.
Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri itu dibantu oleh 3 napi lain yang juga tengah menjalani masa hukuman di Rutan Bareskrim Polri.
Di antaranya adalah Maman Suryadi, mantan Panglima Laskar Front Pembela Islam (FPI).
”Napi dalam kasus yang melibatkan eks FPI ya,” kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian dalam keterangannya, Selasa (21/9), melansir Tribunnews.
Sedangkan, 2 napi lainnya bukan anggota FPI, tapi kasus umum.
Baca Juga: Wajah Muhammad Kece Babak Belur! Diduga Dianiaya oleh Napoleon di Dalam Rutan Bareskrim Polri
Namun, Andi tidak mengungkap identitasnya.
”Kasus umum,” ujar Andi.
Andi kemudian mengungkapkan peran ketiga napi ini dalam penganiayaan yang dilakukan Napoleon terhadap Muhammad Kece.
Andi mengatakan, Napoleon bersama 3 napi itu bergerak ke tahanan Muhammad Kece pada tengah malam.
Setibanya di dalam tahanan Kece, Napoleon menyuruh 2 napi yang membantunya itu mengapit Kece.
Kemudian, ia meminta 1 napi lainnya mengambil plastik ke sel Napoleon yang ternyata berisi kotoran manusia.
Napoleon kemudian melumuri wajah dan tubuh Kece dengan tinja.
Setelah itu, korban dipukuli.
”Oleh NB, korban dilumuri dengan tinja pada wajah dan bagian badannya," kata Andi
Aksi itu berlangsung selama kurang lebih satu jam.
Berdasarkan rekaman CCTV, Irjen Napoleon baru keluar dari kamar tahanan Muhammad Kece sekitar pukul 01.30 WIB.
"Dari bukti CCTV, tercatat pukul 01.30, NB dan 3 napi lainnya meninggalkan kamar sel korban," imbuhnya.
Andi menyebut, Napoleon membawa 3 napi itu untuk memperkuat posisinya saat menganiaya korban dan memperlemah kondisi psikologis Kece.
Hal ini terlihat dari Muhammad Kece yang tidak berkutik saat dilumuri tinja dan dipukuli oleh Irjen Napoleon.
"Saat NB melakukan pemukulan dan melakukan perbuatan melumuri kotoran atau dengan tinja, si korban tidak melakukan perlawanan apa-apa," jelas Andi.
Muhammad Kece sendiri ternyata tidak tahu kalau Napoleon merupakan perwira tinggi Polri berpangkat jenderal bintang 2.
”Ya dia kan tidak tahu kalau bapak itu (Irjen Napoleon) berpangkat (jenderal),” kata Andi.
Terpisah, pengacara Maman Suryadi, Sugito Atmo Prawiro membantah kliennya ikut membantu Irjen Napoleon Bonaparte menganiaya Muhammad Kece di rutan Bareskrim Polri.
”Enggak melakukan kekerasan."
"Kalau kekerasan fisik pukul-memukul tidak tahu-menahu."
"Dia (Maman) cuma memegang kerahnya [Kece] aja waktu itu, terus ya udah keluar," kata Sugito, Selasa (21/9).
Sugito mengklaim, Maman tengah tertidur di selnya sebelum penganiayaan Kece.
Eks Panglima Front Pembela Islam itu kata dia lantas dibangunkan dari tidurnya oleh sesama tahanan lain untuk menuju ke sel Kece yang saat itu tengah berceramah kepada para tahanan lainnya.
Di tengah ceramahnya itu, lanjut dia, Kece mengeluarkan pernyataan kontroversial yang membuat marah beberapa tahanan yang mendengarkan, tak terkecuali Maman.
”Maman dengar Kece bilang 'jangan percaya Muhammad dan bawa-bawa ayat'."
"Terus dengar [kalimat] itu, dia dipegang kerahnya oleh Maman."
"Maman bilang 'jangan bawa-bawa ayat kalau enggak paham, itu memprovokasi agama'," ujar Sugito, menirukan ucapan Maman.
Saat itu, ungkapnya, kondisi sel Kece sudah tak kondusif.
Ada tahanan lain yang melempar kotoran ke arah badan Kece.
Baca Juga: Tak hanya Terkenal di Dunia Tarik Suara, Begini Penampian Kece Maia Estianty saat jadi Dosen Tamu UI
"Di situ tiba-tiba ada yang ngasih ke mukanya [Kece] sesuatu lah."
"Nah, Maman bilang bau."
"Khawatir najis, dia langsung keluar."
"Lalu dia sampaikan ke teman-teman lain, enggak usah masuk lah."
"Enggak baik, karena di situ banyak orang," kata dia.
Sugito menilai Maman tak terlibat dalam penganiayaan itu.
Bahkan, Maman tak disebut diperiksa oleh polisi usai adanya dugaan penganiayaan tersebut.
"Dan Maman juga tidak diperiksa Bareskrim," kata dia.