Suar.ID - Salah satu zat gizi terkenal dan banyak dibicarakan hingga diperdebatkan adalah karbohidrat.
Bagaimana tidak, zat gizi satu ini kerap dituding sebagai penyebab kegemukan, penyakit kronik, hingga yang menggagalkan diet.
Padahal karbohidrat adalalah zat gizi penting, lo.
Berdasarkan piramida gizi seimbang, asupan karbohidrat per hari dapat mencapai 3-4 porsi dengan satu porsinya sekitar 100 gram.
Dalam satu piring, jumlah karbohidrat bisa diisi sepertiga sampai seperempat piring makan, setiap kali makannya.
Kebutuhan per hari, 3-4 porsi masing-masing 100 gram, pada umumnya masih aman, kecuali jika ada penyakit tertentu yang perlu perhitungan khusus, yang dilakukan oleh ahli/dokter spesialis gizi klinik.
Saat wawancara dengan dr. Raissa Edwina Djuanda, Sp.GK, M.Gizi, Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah – Puri Indah, pun menyampaikan karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh, sumber cadangan energi tubuh, sumber cadangan energi dari glukosa yang akan digunakan untuk sel otak, sel saraf, dan sel darah merah yang tidak dapat digantikan dari sumber lainnya.
Selain itu karbohidrat juga berfungsi sebagai pengatur metabolisme lemak.
Karbohidrat dapat mencegah terjadinya pemecahan lemak yang tidak sempurna.
Sehingga mencegah terjadinya ketosis pada tubuh.
Karbohidrat juga dapat membantu mengeluarkan feses dengan cara mengatur gerakan usus dan memberi bentuk pada feses.
Sampai sini, dimana coba letaknya zahat dan salahnya karbohidrat?
Pilih Karbohidrat Kompleks
Tapi harus diingat, papar Raissa, sebaiknya kurangi karbohidrat sederhana seperti gula, tepung terigu, sirup, permen, minuman kemasan.
Perbanyak karbohidrat kompleks seperti nasi merah, gandum, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
"Selain memiliki indeks glikemik lebih rendah, karbohidrat kompleks juga dapat membantu tubuh kenyang lebih lama," jelas Raissa.
Jadi sangat tidak tepat jika karnohidrat dituding sebagai pembuat gemuk.
Ingat, yang berperan membuat gemuk seseorang itu bukan karbohidrat, "Tapi total kalori harian. Kalau tidak makan karbohidrat tapi makan lain-lainnya (kudapan yang mengandung gula dan lemak banyak) secara berlebihan juga akan menaikkan berat badan. Apalagi kalau tidak pernah berolahraga," tegas Raissa.
Saat ditanya, orang biasanya lebih memilih mengeliminasi atau mengurangi konsumsi karbohidrat saat menurunkan berat badan?
Raissa dengan tegas dan jelas mengatakan, pada fase awal pengurangan karbohidrat memang tubuh bisa terasa lemas dan tidak bertenaga.
Apalagi jika menguranginya dengan jumlah yang terlalu drastis.
Cara Mengurangi Karbohidrat
Pada dasarnya pengurangan asupan karbohidrat aman, asalkan tidak drastis, dan nasi bisa digantikan dengan sumber karbohidrat lainnya seperti roti gandum, pasta gandum, kentang, ubi, singkong, dan jagung
"Untuk mengurangi asupan karbohidrat diperbolehkan. Tetapi perlu diingat, tubuh tetap memerlukan karbohidrat."
Jadi, lanjut Raissa, gantilah karbohidrat dengan karbohidrat yang kompleks, yang dapat membuat rasa kenyang bertahan lebih lama dan dapat mencegah pelonjakan kadar gula darah yang terjadi dalam tubuh.
Ingat, hindari asupan karbohidrat dari kudapan, seperti chips, keripik, kue, minuman manis/minuman kemasan lainnya untuk hidup lebih sehat, apalagi yang sedang mengejar target menurunkan berat badan.