Suar.ID - Nasi sudah menjadi salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia.
Bahkan ada orang yang menganggap belum makan kalau belum menelan nasi, walaupun sudah lahap makan beragam jenis.
Namun sebelum memakannya, kita harus memerhatikan kelayakan nasi yang ingin kita makan.
Baca Juga: Nggak Perlu Repot Beli Beras Mahal, 4 Langkah Mudah agar Nasi di Rumah Pulen dan Tahan Basi Seharian
Nasi punya karbohidrat tinggi sebagai sumber energi untuk beraktivitas.
Akan tetapi, nasi dengan kondisi tertentu dilarang keras untuk dimakan.
Karena dampak buruknya sangat berbahaya untuk tubuh dan bisa jadi sumber penyakit.
Dilansir dari laman Grid Fame, ada empat tanda nasi yang sudah tidak baik untuk dikonsumsi:
1. Lembek dan berair
Nasi yang disimpan terlalu lama akan menjadi basi.
Nasi basi memiliki kandungan air yang lebih lama, sehingga akan terlihat lembek dan berair.
Jika menemukan tanda-tanda seperti ini, nasi sebaiknya dibuang saja untuk menghindari jamur atau bakteri yang tumbuh pada nasi.
2. Berwarna kekuningan
Jika warna nasi sudah berubah menjadi kekuningan, itu artinya nasi sudah terlalu lama disimpan.
Sebaiknya nasi yang sudah berubah warna kekuningan ini tidak dikonsumsi lagi.
Bahkan, kita juga bisa melihat adanya bercak-bercak jamur pada nasi.
3. Beraroma tak sedap
Nasi yang menunjukkan tekstur lembek dan berair biasanya juga mengeluarkan bau tak sedap.
Hal ini terjadi karena menyimpan nasi di tempat yang tidak tepat sehingga bakteri mudah masuk.
Jangan konsumsi nasi apabila tercium bau tak sedap karena berbahaya untuk kesehatan.
4. Keras dan kering
Penelitian membuktikan bahwa nasi yang disimpan di kulkas atau yang sudah dingin memiliki kadar kalori yang rendah dan lebih awet.
Namun, kita tetap perlu memperhatikan teksturnya.
Jika tekstur nasi sudah begitu keras dan kering seperti kerak, sebaiknya nasi tersebut tidak dikonsumsi lagi.
Setelah mengetahui ciri-ciri nasi yang sudah tak layak konsumsi, kamu juga perlu mengetahui cara memasak nasi yang benar.
Dalam sebuah studi yang dilakukan di Belfast, Irlandia, menyebut bahwa cara memasak nasi selama ini ternyata banyak salah.
Alih-alih membuat sehat, cara memasak nasi seperti itu dianggap berbahaya bagi tubuh.
Diwartakan laman Grid Health, studi tersebut memaparkan bahwa nasi yang dimasak dengan cara yang kurang tepat masih meninggalkan jejak arsenik yang disebabkan oleh racun industri dan residu pestisida yang tertinggal di tanah.
Untuk mendapatkan nasi yang baik dari segi kesehatan, cara memasak nasi harus dengan jumlah air yang dua kali lipat dari yang biasa kita lakukan.
Profesor Andy Meharg, dari Universitas Queens Belfast, melakukan tes terhadap tiga cara memasak beras untuk melihat tingkat arsenik yang paling banyak.
Tes pertama: memasak beras dengan menggunakan metode satu gelas beras, dua gelas air. Hasilnya, masih ada jejak racun arsenik dalam nasi tersebut.
Tes kedua: menggunakan lima gelas air untuk satu gelas beras. Dengan cara ini nasi memang menjadi lebih lembek seperti bubur tapi tingkat racun arsenik di dalamnya hampir setengahnya.
Tes ketiga: sebelum dimasak, beras direndam semalaman. Prof. Meharg menemukan bahwa cara ini bisa menurunkan racun arsenik hingga 80 persen.
Ketika memasak nasi sebaiknya jangan hanya mengedepannya nasi yang pulen, tetapi juga perhatikan caranya yang benar.