Suar.ID -Covid-19 Indonesia kian Ganas, Siti Fadilah Supari Sebut Pemerintah hanya bisa Menebar Ketakutan hingga buat Warga Khawatir.
Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari menyoroti kurangnya peran pemerintah pusat membangkitkan optimistis rakyat untuk keluar dari situasi pandemi Covid-19.
Siti menilai, saat ini pemerintah hanya bisa menebar ketakutan terhadap penularan penyakit yang bersumber dari virus SARS-Cov-2 itu.
Hal itu disampaikannya dalam webinar Gelora Talks bertajuk 'Covid-19 Mengganas: Sanggupkah Sistem Kesehatan Mengatasinya?', Kamis (1/7/2021).
"Mestinya Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin, red) memberikan guideline ke rakyat."
"Bagaimana supaya anda terbebas dari Covid-19? Jangan takut," katanya.
Siti mengaku, saat ini dirinya sebagai rakyat mengalami ketakutan.
Terlebih lagi, tidak ada kepastian berakhirnya waktu pandemi.
"Sekarang saya rakyat biasa, saya merasakan ketakutan dan ketidakpastian."
"Mudah-mudahan langkah (pemerintah) dua pekan ini bisa menurunkan kegaduhan bencana," ujarnya.
Menurutnya, optimistis sebenarnya bisa membuat seseorang tidak tertular Covid-19.
Caranya, lanjut Siti umat bisa kembali ke ajaran agama untuk meningkatkan semangat hidup.
"Kalau anda takut, kalau anda gelisah, virus akan mendekat ke anda."
"Kalau anda bersyukur, virus tidak jadi mampir," ucapnya.
Selain optimistis, kata Siti, setiap orang perlu melaksanakan gaya hidup sehat demi meningkatkan imunitas yang bisa mencegah terjangkit Covid-19.
"Tingkatkan imunitas tubuh dengan cara hidup sehat, tidur teratur, olahraga, makan makanan yang bagus," katanya.
Lebih lanjut dia juga berharap masyarakat bisa patuh terhadap kebijakan pemerintah di dalam menekan penularan Covid-19.
Misalnya, lanjut dia, menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
"Lakukan prokes, masker penting, kalau sudah itu, pasrah ke Allah SWT," pungkasnya.
Beberapa waktu lalu, Siti Fadilah Supari sempat menulis surat terbuka untuk Presiden Jokowi terkait Covid-19.
Menurutnya, masyarakat kini harus berada di antara itu, bangkit dari keterpurukan ekonomi tetapi juga selamat dari corona.
”Ayo kita bangkit sekarang juga bangsa Indonesia, gerakkan warga dengan cara yang sehat dan aman untuk gerakan pembangunan ekonomi rakyat yang mandiri, kita harus hidup yang lebih baik lagi," kata Siti.
Siti mengatakan, pandemi virus Corona memiliki dampak yang luar biasa bagi perekonomian dunia.
Tak hanya negara berkembang, negara maju seperti Amerika Serikat hingga negara-negara di Eropa juga terkena dampak pandemi Corona ini.
Namun, ia menyebut negara-negara tersebut kini perlahan mulai bangkit dari keterpurukan.
"Saat ini mereka semua mulai menggeliat sadar mereka harus bangun dari ketakutan dan kekhawatiran."
"Mereka harus bangun dari keterpurukan ini untuk memulai kehidupannya lagi," ujar Siti.
Siti Fadilah juga menyinggung soal rencana Bill Gates yang akan membuat vaksin untuk menghentikan pandemi Corona ini.
Selain itu, ia mengatakan banyak pendapat dari pakar dari WHO yang menyebutkan bahwa kemungkinan besar tidak akan pernah ada vaksin yang efektif untuk Corona.
Untuk itu, ia meminta pemerintah Indonesia harus berhati-hati dengan vaksin-vaksin yang sedang getol diujicoba oleh sejumlah negara.
Terlebih lagi, Siti mengatakan berdasarkan hasil penelitian, karakter virus yang ada di Indonesia berbeda dengan negara-negara yang sedang melakukan uji coba vaksin.
"Menurut saya, andaikan vaksin dari Bill Gates, dkk benar siap, kita harus ingat ketika Eijkman melakukan sequencing virus strain, Indonesia ternyata karakter virus kita berbeda dengan virus yang beredar di negara yang sedang getol mengadakan uji coba vaksin yang akan diproduksi besar-besaran untuk sedunia," papar Siti.
"Kita harus hati-hati di sini, berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan virus yang ada di Indonesia, maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif)," imbuhnya.
Siti mengatakan harusnya Indonesia meniru China dalam menghadapi pandemi virus Corona ini.
Menurutnya, China bisa bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Corona tanpa harus menunggu ada vaksin.
"Kalau kita melihat negara China, Wuhan, telah kembali memulai kehidupan baru setelah Corona dengan tanpa vaksin, tapi menggunakan obat tradisional."
"China menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi Corona dari awal, terus lockdown dan kemudian Corona terhenti, setelah itu ekonomi sudah mulai bangkit kembali," sebut Siti.
"Tidak perlu heran, karena China negara dengan asas otoritarian,"
"Maka dalam menghadapi emergency seperti wabah Corona ini, decision making sangat efektif,"
"Komunikasi searah sangat cepat tanpa kendala, sangat dibutuhkan dan ini hampir tidak mungkin terjadi di negara-negara yang menganut asas demokrasi, yang selalu ada pro-kontra sehingga suatu keputusan makan waktu lebih banyak."
"China dengan jelas menunjukkan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit tanpa vaksin dan mereka siap dengan gelombang kedua dengan virus yang berbeda pula," dia menambahkan.
Siti menilai kebijakan pemerintah yang menetapkan melonggarkan PSBB dengan maksud agar memulihkan dan mengembalikan kegiatan sosial serta membangun perekonomian Indonesia sudah tepat.
Sebab, menurutnya, jika memperpanjang PSBB, maka perekonomian Indonesia akan makin terpuruk.
"Kita harus perpanjang PSBB diam saja di rumah, ekonomi kita akan nyungsep lebih dalam lagi sampai tahun 2021 berakhir."
"Apakah itu yang kita pilih?"
"Nunggu vaksin yang belum tentu jadi dan belum tentu cocok."
"Berpikirlah saudaraku Setanah Air," kata dia.
Karena itu, Siti berharap bangsa Indonesia mampu menyudahi masa-masa keterpurukan akibat pandemi virus Corona ini.
Ia meminta bangsa Indonesia harus segera bangkit dari keterpurukan ini namun tetap selama dari Corona.
"Kita harus bangkit dari keterpurukan ini, tapi kita juga selamat dari corona."
"Sudah cukup kita diam di rumah, sudah cukup kita tidak bekerja normal, tidak sekolah seperti biasanya, sampai kapan kita harus mulai?"
"Pak Presiden sudah tiup peluit, memukul genderang untuk bergerak tapi semoga aturan pemerintah tidak bertambah banyak, misalnya, boleh naik kapal terbang tapi saratnya banyak dan akhirnya yang bisa terbang sedikit, dari segi ekonomi tidak menguntungkan."
"Kalau mau melonggarkan PSBB itu ya longgarkan saja aturan-aturan yang sudah ada, jangan bikin aturan baru, lakukan dengan bertahap," kata Siti.