Buntut 3 Anggota KKB Papua Menyerahkan Diri ke Aparat, Akhirnya Terbongkar Peran dan Tugas Anggota Kelompok Teroris ini, Ada yang Cari Dana ke Warga Hingga Awasi Petugas!

Rabu, 19 Mei 2021 | 05:03
ist

Lekagak Telenggen, pentolan KKB Papua

Suar.ID -Beberapa waktu lalu 3 anggota KKB Papua akhirnya menyerahkan diri ke aparat.

Buntut dari menyerahnya 3 anggota KKB Papua ini, tugas para anggota kelompok teroris ini pun terungkap.

Seperti diberitakan sebelumnya, 3 anggota kelompok teroris Lekagak Telenggen menyerahkan diri pada aparat TNI Satgas Yonif 715/Mtl.

Kala itu,Satgas Yonif 715/Mtl ini sedang melaksanakan patroli keamanan di Kampung Tanah Merah, Papua pada Sabtu (15/5).

Baca Juga: Kini Pilih Taubat dan Balik ke Indonesia Usai Hidup Menderita Hingga Kerap Ditipu Karena Jadi Anggota KKB Papua, Begini Kesaksian Mantan Anggota Organisasi Terorisme ini!

Dilansir Tribunnews.com, Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa pun mengungkapkan kalau mereka yang menyerahkan diri ini masing-masing berinisial YAW (34), MM (17), dan OM (41).

“Tiga orang yang menyerahkan diri itu merupakan anggota kelompok teroris Lekagak Telenggen,” kata Suriastawa dalam keterangannya, Minggu (16/5/2021).

Kemudian, mereka yang merupakan anggota kelompok teroris ini diperiksa petugas.

Baca Juga: Denjaka Ramai Diisukan Mendarat di Papua Tumpas KKB, Saking Hebatnya, Pasukan Khusus Ini Ternyata Pernah Bikin Jenderal Amerika Geleng-geleng Kepala

Diketahui, dari hasil pemeriksaan ini peran masing-masing 3 anggota ini.

Salah satunya ini adalah mencari dana ke masyarakat.

Cari Dana dan Awasi Petugas

dok. TPNPB - OPM

Ilustrasi KKB Papua atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) saat berpose dengan senjata laras panjang.

Berdasarkan pengakuan ketiganya, kata Suriastawa, diketahui mereka memiliki tugas yang berbeda-beda.

Baca Juga: Gagal Bina Rumah Tangganya Bareng Taqy Malik yang Cuma Bertahan 3 Bulan Saja, Salmafina Sunan Kini Ditanya Warganet Kapan Nikah Padahal Sudah Satu Setengah Tahun Pacaran dengan Kekasih Bulenya: Relax, 22 Tahun Aja Belum...

Suriastawa mengungkapkan kalau YAW yang juga terlibat perang di Tembagapura tahun 2017-2019 bertugas sebagai pemantau aparat keamanan yang akan masuk ke Kampung Tigilobak.

Kata dia, MM ini bertugas sebagai pencari logistik dan dana dari masyarakat.

Sedangkan, OM ini sebagai pendamping saat YAW dan MM melaksanakan tugasnya.

Suriastawa pun mengatakan kalau tak cuma menyerahkan diri, ketiganya ini juga menyerahkan sejumlah senjata.

Baca Juga: Krisdayanti Redam Kekesalan Raul Lemos Terkait Iuran Ruko Anang Hermansyah yang Banyak Tikusnya

Senjata ini antara lain adalahsenapan angin, golok, anak panah, munisi SS2, softgun, beberapa dokumen, ransel, ponsel, dan lainnya.

“Saat ini, ketiga teroris dan barang bukti sudah diserahkan kepada Satgas Nemangkawi Polri untuk pemeriksaan dan proses lebih lanjut,” kata Suriastawa.

Penyokong Dana

Tak cuma membagi tugas dan peran dalam kesehariannya, KKB Papua pun terungkap mendapat sokongan dana untuk melakukan kegiatan operasional.

Penyokong dana KKB Papua untuk membeli senjata dan amunisiadalah Paniel Kogoya.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Blak-blakan Bongkar Perlakuan Umi Kalsum saat Dirinya Hendak Habiskan Waktu di Rumah Bersama Anaknya, Kerap Lontarkan Sindiran Menohok Cuma Gara-gara Hal Sepele Ini: Udah Kaya Lu?

Terungkap juga sumber uang Paniel Kogoya ini hingga mampu danai aksi brutal KKB Papua.

Dok. Satgas Nemagkawi
Dok. Satgas Nemagkawi

Satgas Nemangkawi menangkap Paniel Kogoya sesorang yang diduga menjadi penyandang dana untuk diberikan kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) guna membeli senjata api

Diketahui, ia menghabiskan dana sebesar Rp 1,1 miliar untuk membeli 4 pucuk senjata api yang kemudian diserahkan pada KKB Papua.

Dana ini diperoleh dari Ges Gwijangg, anggota KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Baca Juga: Cerai dari Angelina Sondakh Hingga Kini Jatuh ke Pelukan Tata Janeeta, Brotoseno Ternyata Lebih Dulu Rasakan Berumah Tangga dengan Sosok Ini

Terungkap kalau dana ini berasal dari perampasan, perampokan serta pemerasan kepada kepala suku ataupun dana desa.

Dana desa ini diambil di setiap dengan dipaksa menyetor Rp 1 miliar per desa atau kampung, kataKasatgas Humas Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusy.

Baca Juga: Jadi Sasaran Pertanyaan Kedekatan sang Anak dengan Billy Syahputra, Orangtua Memes Prameswari Mengaku Khawatirkan Hal Ini

Editor : Aditya Eriza Fahmi

Sumber : Tribunnews.com

Baca Lainnya