Suar.ID -Anggap Tak Ada Urgensi Gelar Balap Formula E meski Anies Baswedan Gelontorkan Dana APBD Lebih dari Rp 1 Triliun, Anggota DPRD DKI Jakarta Kritik Kebijakan Sang Gubernur.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memutuskan untuk menunda kembali penyelenggaraan mobil listrik Formula E di tahun 2021.
Alasannya, situasi pandemi Covid-19 di Ibu Kota masih belum terkendali.
Ajang balap tersebut akan dilaksanakan pada 2022 mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth mengaku heran dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang tetap keukeuh menyelenggarakan acara Formula E di Jakarta pada 2022.
Pasalnya, saat ini Pandemi Covid-19 belum jelas dan diketahui sampai kapan mereda.
"Kenapa tetap ngotot sih untuk menyelenggarakan Formula E?"
"Kenapa tidak dibatalkan saja?"
"Tidak ada urgensinya membuat acara tersebut di tengah kesulitan seperti saat ini," ketus Kenneth dalam keterangannya, Minggu (21/3/2021), melansir Tribun Jakarta.
Kepala Baguna (Badan Penanggulangan Bencana) DPD PDI Perjuangan Provinsi DKI Jakarta itu menilai, jika orang nomor satu di Jakarta itu tidak mempunyai empati kepada masyarakat ibukota yang saat ini kesusahan karena Pandemi Covid 19 ini.
"Jika tetap digelar, sama saja Pak Anies sangat tidak punya empati kepada masyarakat yang saat ini kesusahan karena terdampak Pandemi Covid-19," ujarnya.
Menurutnya, dari awal dengan adanya pembangunan sirkuit Formula E dinilai tidak mempunyai perencanaan yang matang dan sangat dipaksakan.
Pembangunan sirkuit Formula E yang menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang notabene adalah uang masyarakat Jakarta dinilai hanya untuk memenuhi nafsu syahwat Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu saja.
Kent pun membandingkanpergelaran Formula E di Jakarta dengan pembangunan sirkuit Moto GP Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sirkuit Moto GP Mandalika akan menjadi salah satu destinasi wisata Indonesia yang bisa mengangkat reputasi negara Indonesia di kancah Internasional.
"Coba bandingkan dengan Sirkuit Moto GP Mandalika di NTB,"
"Itu bagus dan bisa menarik investor asing ke Indonesia, bukan malah kita yang memberikan uang ke asing seperti rencana perhelatan Formula E yang hampir menelan dana hampir Rp1 triliun,"
"Dengan uang hampir Rp 1 triliun yang disetor untuk penghelatan event Formula E, bisa sangat membantu untuk kesejahteraan masyarakat Jakarta yang terdampak langsung Pandemi Covid 19 ini," sambungnya.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Mengajukan Anggaran untuk Formula E yang Mencapai Rp 1,6 Triliun
Diketahui, Gubernur Anies beserta jajaran Pemprov DKI Jakarta telah mengeluarkan dana hampir Rp 1 triliun dalam dua tahun anggaran, yakni tahun 2019 dan 2020 untuk penyelenggaraan Formula E.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan DKI Jakarta mencatat berdasarkan transaksi keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Tahun Anggaran 2019 hingga 2020, Anies telah membayar Rp 983,31 miliar kepada Formula E Operations (FEO).
Meskipun perhelatan Formula E ditunda, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengklaim jika dana komitmen atau commitment fee aman dan tidak akan hangus.
"Kalau memang dana aman seperti yang disampaikan Wagub Ariza, yah gampang, kembalikan saja uangnya."
"Dana itu besar sekali, bisa untuk membantu Program BLT (Bantuan Langsung Tunai) untuk masyarakat Jakarta di tengah Pandemi Covid-19 ini."
"Jangan hanya menunda acara tersebut, tapi batalkan dan tarik semua uangnya," tegasnya.
Selain itu, BPK Perwakilan DKI menemukan adanya sejumlah permasalahan terkait rencana gelaran Formula E, yaitu belum optimalnya renegosiasi dengan pihak Formula E Operation (FEO) terkait status keberlanjutan kerja sama dan pendanaan yang telah disetorkan.
"Pemprov DKI lewat Jakpro harus bisa melakukan negosiasi ulang kepada pihak penyelenggara Formula E bagaimana baiknya dan besar harapan saya untuk Jakpro bisa menarik seluruh uangnya," tuturnya.
Kent menjelaskan, pemulihan kondisi perekonomian maupun sosial pasca pandemi membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan hal itu akan menjadi hambatan bagi pelaksanaan Formula E di Jakarta.
"Mulai tahun 2023 baru bisa pulih perekonomian kita."
"Saya yakin Formula E tidak akan tercapai sampai tahun-tahun berikutnya," lanjutnya.
Kent pun menyakini jika ajang Formula E tidak akan bisa menyedot para turis mancanegara untuk melihat pergelaran balap Formula E tersebut.
Hal ini dikarenakan, negara-negara luar negeri pun perekonomiannya sedang terpuruk di masa Pandemi Covid-19 ini.
"Jadi jangan berkhayal jika acara tersebut akan menyedot semua turis asing untuk menonton dan mendapatkan profit yang besar," ujarnya.
Perlu diketahui sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan memutuskan untuk menunda kembali penyelenggaraan mobil listrik Formula E di tahun 2021.
Dikarenakan pandemi Covid-19 di Ibu Kota masih belum terkendali, maka akan dilaksanakan pada 2022 mendatang.
Keputusan Anies itu turut disetujui oleh Formula E Operations (FEO) selaku promotor dan pemegang lisensi ABB FIA Formula E Championship.
Diketahui, Formula E dijadwalkan digelar di Jakarta pada 6 Juni 2020.
Bahkan, perlombaan itu direncanakan bakal dilaksanakan lima tahun berturut-turut dari 2020 sampai 2024.