Anies Baswedan Gelontorkan Lebih dari Rp 1 Triliun Dana APBD Demi Formula E yang tak Kunjung Terlaksana, Akhirnya Pemprov DKI Beberkan Kapan bakal Digelar di Jakarta: Kalau tidak Berhalangan

Sabtu, 20 Maret 2021 | 14:30
Instagram aniesbaswedan

Anies Baswedan setor Dana APBD lebih dari Rp 1 Triliun demi penyelenggaraan Formula E yang tak kunjung terlaksana, begini penjelasan Pemprov DKI Jakarta.

Suar.ID - Anies Baswedan Setor Lebih dari Rp 1 Triliun Dana APBD Demi Formula E yang tak Kunjung Terlaksana, Akhirnya Pemprov DKI Beberkan Kapan bakal Digelar di Jakarta.

Ajang balap Formula E yang sedianya digelar di Kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Juni 2020 lalu terpaksa ditunda akibat pandemi Covid-19.

Pemprov DKI Jakarta telah memutuskan, balap mobil bertenaga listrik itu akan digelar pada 2022 mendatang atau di akhir periode kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya telah menjawab hasil rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi DKI Jakarta terkait penyelenggaraan Formula E.

Baca Juga: DPRD DKI Jakarta Berikan Bukti Anies Baswedan Lakukan Manipulasi Surat agar Formula E dapat Berlangsung di Monas: Jangan Mengkhayal yang Macam-macam, Selesaikan Banjir saja Dulu!

Kata dia, pemerintah daerah telah melakukan berbagai kajian mendalam hingga mengucurkan duit untuk ajang balap itu.

“Sudah kami sampaikan bahwa Formula E yang uangnya sudah kami keluarkan itu, tetap ada dan nanti akan dilaksanakan."

"Rencananya Insya Allah kalau tidak ada halangan di tahun 2022 mendatang,” kata Ariza di Balai Kota DKI Kamis (18/3/2021) malam, melansir Warta Kota.

Ariza memastikan, ajang balap itu digelar sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada.

Baca Juga: Jakarta Banjir lagi, Inilah Kebijakan-kebijakan Anies Baswedan yang Bertentangan dengan Pemerintah Pusat, Salah Satunya dapat Membuatnya Dipidanakan apabila Masih Dilanjutkan!

Pihaknya juga telah membuat kajian dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten di bidangnya.

“Ini sudah diusulkan, direncanakan dan ada feasibility study (studi kelayakan) dari konsultan."

"Kita tunggu saja pelaksanaan, karena ada Covid-19 pelaksanaan ditunda sampai 2022,” jelas Ariza.

Berdasarkan dokumen yang diterima, BPK Provinsi DKI Jakarta telah memberikan catatan soal rencana penyelenggaraan ajang Formula E.

Twitter.com/@NISMO
Twitter.com/@NISMO

Balap mobil listrik Formula E.

Baca Juga: Dituding Memotong Anggaran untuk Banjir Demi Kelangsungan Event Balapan Formula E di Jakarta hingga Dijadikan Bahan Bully di Medsos, Begini Tanggapan Tegas Anies Baswedan!

Dokumen itu telah diketahui dan ditandatangani Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan serta diteken Kepala BPK DKI Jakarta, Aryo Wibowo pada 19 Juni 2020 lalu.

BPK menemukan beberapa permasalahan terhadap penyelenggaraan Formula E.

Pertama, belum ada kejelasan pembagian tanggung jawab yang lengkap antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan Pemprov DKI Jakarta dan upaya konkret untuk melakukan pendanaan mandiri.

Dalam pelaksanaannya, PT Jakpro mengajukan perkiraan biaya pelaksana senilai Rp 1,239 triliun.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Mengajukan Anggaran untuk Formula E yang Mencapai Rp 1,6 Triliun

Angka itu di luar biaya penyelenggara kepada FEO yang dibayarkan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta untuk biaya konstruksi, organisasi acara, administrasi, asuransi, pemaran dan biaya-biaya lainnya.

Kebutuhan biaya PT Jakpro tersebut nantinya akan dipenuhi Pemprov DKI melalui penyertaan modal daerah (PMD).

Sampai Desember 2019, PT Jakpro telah mengeluarkan dana untuk kegiatan persiapan senilai Rp 439 miliar lebih.

Untuk menutupi pengeluaran tersebut, PT Jakpro mengajukan PMD atas penyelenggaraan senilai Rp 767 miliar lebih.

Zoom via Tribunnews
Zoom via Tribunnews

Anies Baswedan pamer penghargaan baru.

Baca Juga: Partai Demokrat kini dalam Masalah, Ini Kisah AHY Tinggalkan Militer dan Langsung Terjun ke Dunia Politik Lawan Ahok dan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta

Sementara itu, selain PT Jakpro, satuan kerja Pemprov DKI Jakarta juga diidentifikasi ikut dalam aktivitas penyelenggaraan Formula E, baik secara langsung atau tidak langsung.

Antara lain, kegiatan sosialisasi yang dilakukan Dispora, sehingga alokasi biaya yang dikeluarkan otomatis menjadi beban APBD.

Dengan pendanaan kegiatan Formula E musim 2019/2020 yang seluruhnya masih dibiayai oleh APBD, baik melalui anggaran Dispora maupun melalui PMD kepada PT Jakpro, maka beban pembiayaan kegiatan Formula E tersebut masih sangat bergantung pada dana APBD DKI Jakarta.

Sedangkan, berdasarkan Pergub Nomor 83 Tahun 2019 tentang Penugasan kepada PT Jakpro dalam Penyelenggaraan Kegiatan Formula E, PT Jakpro dapat menjalin kerja sama dengan pihak lain dengan prinsip saling menguntungkan atau mencari sumber pendanaan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Baca Juga: Untuk Kesekian Kalinya, Anies Baswedan Dituding oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Terlibat dalam Kasus Korupsi Lahan Rumah DP 0 Rupiah: Seharusnya Gubernur Mengetahui Persoalan Ini

Hal tersebut dapat mengurangi ketergantungan pembiayaan Formula E pada APBD Provinsi DKI Jakarta.

Selain itu, pendapatan dari penyelenggaraan Formula E belum diatur secara jelas dan rinci dalam Pergub Nomor 83 Tahun 2019 tersebut.

Pergub Nomor 83 Tahun 2019 belum mengatur mengenai ketentuan pengelolaan pendapatan penyelenggaraan Formula E yang menjadi hak daerah maupun yang menjadi hak PT Jakpro.

Sementara itu, Dirjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri melalui Surat Nomor 900/3996/KEUDA tanggal 14 Agustus 2019 kepada Gubernur mengungkapkan, daerah dapat memperoleh pendapatan dari penyelenggaraan Formula E tahun 2020 dan atas pendapatan tersebut harus dimasukkan dalam APBD.

Baca Juga: Modus Korupsi Pengadaan Lahan di Era Anies Baswedan Disebut Mirip Kasus di Zaman Ahok: Mereka Tetap Running the Business

Catatan kedua dari BPK adalah soal pengamanan keberlanjutan kegiatan terkait pandemi Covid-19 yang belum memadai.

Berdasarkan penelitian transaksi keuangan terkait penyelenggaraan Formula E, diketahui bahwa pembayaran yang telah dilakukan kepada FEO adalah senilai 53 juta pound sterling atau setara Rp 983 miliar lebih.

Pada saat persiapan penyelenggaraan musim pertama Formula E 2019/2020 pada 2020 telah terjadi pandemi Covid-19 yang merupakan kondisi force majeur, sehingga menyebabkan Gubernur DKI Jakarta melakukan penundaan penyelenggaraan Formula E musim pertama.

Penundaan tersebut dilakukan melalui Surat Nomor 117/-1.857.73 tanggal 9 Maret 2020 kepada Organizing Committee Jakarta E-Prix yang semula akan dilaksanakan pada bulan Juni 2020.

Baca Juga: Blusukan ke Warkop, Anies Baswedan Pasrah tak Dikenali Warganya Sendiri: Saya Doakan Bapak Biar Cepet dapat Eselon ya

Atas penundaan tersebut, pihak PT Jakpro telah melakukan renegosiasi dengan FEO terkait penarikan bank garansi senilai 22.000.000 poundsterling yang telah disetujui oleh pihak FEO melalui surat tanggal 13 Mei 2020.

Namun, atas fee tahap 1 musim penyelenggaraan 2020/2021 yang telah dibayarkan kepada pihak FEO senilai 11.000.000 poundsterling tidak dapat ditarik kembali.

Pihak FEO menyatakan bahwa fee tersebut sebagai jaminan keuangan atas potensi kewajiban-kewajiban PT Jakpro sesuai perjanjian sebelumnya.

Dengan adanya kondisi force majeur, PT Jakpro selaku perwakilan DKI Jakarta belum optimal melakukan renegosiasi dengan pihak FEO yang dapat mempertegas dan memperjelas keberlanjutan kerja sama dan status pendanaan yang telah disetorkan.

Baca Juga: Proyek Anies Baswedan Diduga Tersandung Skandal Korupsi Beli Lahan Proyek Rumah DP 0 Rupiah DKI Jakarta, Eko Kuntadhi: Semua Program Anies yang Diumbar saat Kampanye Ambyar!

Data : Rincian perkiraan biaya penyelenggaraan Formula E melalui PMD PT Jakpro tahun 2019-2024

1. Tahun 2020 sebesar Rp 344.400.000.0002. Tahun 2021 sebesar Rp 218.000.000.0003. Tahun 2022 sebesar Rp 221.000.000.0004. Tahun 2023 sebesar Rp 226.000.000.0005. Tahun 2024 sebesar Rp 230.000.000.000

Total Rp 1.239.400.000.000

(Warta Kota)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Warta Kota

Baca Lainnya