Suar.ID -Komisaris Utama (Komut) Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok buka-bukaan soal jenis-jenis partai.
Ia pun mengungkapkan dapat mengetahui mana partai yang ingin memanfaatkannya secara positif dan negatif.
Hal itu ia ungkapkan saat berbincang dengan anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Ima Mahdiah.
Dalam tayangandari YouTube Panggil Saya BTP, awalnya Ahok dan Ima membicarakan soal rumor kenaikan gaji DPRD DKI Jakarta.
Baca Juga: Putri Ahok Pamer Foto Baru, Kecantikannya Disinggung Semakin Mirip dengan Veronica Tan
Ahok bercerita, bahwa dirinya bisa membedakan partai yang menginginkan perubahan atau hanya menginginkan suara.
"Saya tahu mana partai yang mau memanfaatkan saya, mana yang manfaatkan negatif dan positif," kata dia.
"Ada partai yang ingin saya melakukan pembaharuan, perubahan, reformasi dalam tubuh partai," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Bagi partai yang memiliki niat baik, Ahok mengatakan dirinya akan dijadikan sebuah contoh atau role model partai tersebut.
Namun dalam partai yang memiliki niat buruk, nama Ahok akan dimanfaatkan sekadar untuk mendulang suara.
"Ada orang yang cuman manfaatin saya buat dapatin suara," kata Ahok.
Ahok mengatakan, mudah baginya untuk membedakan mana partai yang memiliki niat baik dan buruk.
Ia menjelaskan, partai yang hanya ingin mendulang suara akan menyerangnya begitu tidak sependapat.
"Begitu saya beda pendapat dengan partai tersebut, atau saya tidak jadi masuk partai tersebut, langsung segala sosmed partai itu, atau anggota menyerang saya," kata Ahok.
"Menghabiskan karakter saya, langsung menyarang."
"Saya tahu partai ini hanya partai yang manfaatin saya buat dapat suara," lanjutnya.
Berselisih Paham dengan Megawati
Ahok lalu bercerita tentang kehidupannya dalam PDIP.
Ia mengaku kerap berselisih paham dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Tapi PDIP, saya dengan Ibu Mega bisa berselisih paham," kata Ahok.
"Banyak hal saya bisa bicara sama Beliau (Megawati), tiap bulan rata-rata bisa dua jam, kadang tiga jam."
"Saya bisa beda pendapat dengan Beliau," sambungnya.
Meskipun sering berbeda pendapat, Ahok mengaku, dirinya tidak pernah diserang secara pribadi oleh PDIP yang dipimpin Megawati.
"Beliau tidak pernah menyerang atau menghabisi saya," kata Ahok.
"Makanya saya tahu, Ibu Mega ingin saya menjadi model showcase di partai PDIP."
"Bukan model partai yang jual-jual nama saya, untuk dapatin suara saya, sampai memfitnah saya," lanjutnya.
Berdasarkan penjelasan Ahok, partai yang memiliki niat buruk bahkan bisa menyerang hingga ke masalah privasi kehidupan.
"Soal istri pun bisa difitnah," ungkap Ahok.
Ahok: Langsung Ada Pemutihan Dosa-dosa
Sebelumnya diberitakan, Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mengungkapkan langkah atau kebijakan yang akan dilakukan andaikan dirinya menjadi seorang presiden.
Ahok mengatakan bahwa langkah pertama adalah melakukan pemutihan dosa-dosa dari pemerintahan.
Hal itu diungkapkan Ahok dalam tayangan YouTube Butet Kartaredjasa, Minggu (11/10/2020).
Baca Juga: Terang-terangan, Ayah Puput Nastiti Devi Bongkar Tabiat Ahok, Sang Menantu
Menurut Ahok, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap pejabat pastinya memiliki kesalahan, baik kecil maupun besar, hingga disengaja atau tidak.
Oleh karenya, dosa-dosa tersebut tidak perlu diwariskan dari rezim ke rezim.
"Langsung ada pemutihan dosa-dosa lama supaya rezim ke rezim itu terus menjadikan ini semacam ATM," ujar Ahok.
"Siapa yang enggak pernah buat salah gitu," imbuhnya.
Baca Juga: Pertamina dalam Masalah? Ahok Sebut Sejumlah Kilang akan Ditutup, Terungkap Ini Alasannya
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas menyinggung soal Pilkada serentak.
Dirinya hanya meminta kepada setiap calon untuk bisa membuka sejujur-jujurnya seluruh harta kekayaan yang dimiliki, termasuk harta warisan.
Karena ia mengaku tidak ingin ajang Pilkada tersebut menjadi awal dari terjadinya masalah baru, seperti misalnya korupsi.
"Saya pernah sampaikan, lalu Pilkada seluruh Indonesia, siapapun yang ikut harus bisa membuktikan secara terbalik hartanya," kata Ahok.
"Kalau kamu mengatakan harta warisan orang tua saya yang korup, enggak apa-apa, minimal rakyat tahu."
"Karena kita masih asumsi, anak pejabat yang korup pun belum tentu korup, belum tentu dia tidak punya hati melayani rakyat, belum tentu dia tidak punya hati menolong yang miskin yang membutuhkan pertolongan," jelasnya.
Lebih lanjut, Ahok mempunyai pandangan untuk meminimalisir terjadinya tindakan korupsi.
Suami dari Puput Nastiti Devi itu mengatakan bisa dengan cara memperbaiki gaji dari pejabat.
Namun dirinya menegaskan bukan lantas menaikkan gaji mereka.
"Tetapi yang penting, dia harus bisa membuktikan harta dari mana, pembuktian terbalik di pejabat, gaji pejabat diperbaiki," kata Ahok.
"Kita kan punya tunjungan operasional yang enggak boleh diambil, ya Anda boleh ambil resmi, asal Anda bisa menaikkan pendapatan berapa," jelasnya.
Meski begitu, ia mengaku tidak lantas melupakan tugas dan tanggung jawabnya, yakni menjamin kesejahteraan rakyat.
Tak luput, dirinya mengatakan bisa menaikkan gaji dari aparat, baik TNI maupun Polri.
"Tapi KPI-nya jelas, misal rakyat Anda harus mempunyai jaminan pendidikan, jaminan kesehatan, jaminan perumahan. Terus UMKM kamu bisa bantu dari kecil ke sedang, dari sedang jadi besar," ungkapnya.
"Aparat semua dinaikkan gajinya, prajurit TNI-Polri bagaimana? Kita bisa subsidi langsung ke orangnya," pungkasnya.