Suar.ID -Rocky Gerung tak tinggal diam saat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan diperiksa polisi 9 jam, beber peran dan tujuan Istana dibaliknya.
Pemanggilan Anies Baswedan oleh Polda Metro Jaya menuai pro dan kontra.
Diketahui, polisi meminta klarifikasi Anies Baswedan terkait kerumunan yang diakibatkan dari hajatan Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab.
Rocky Gerung pun tak tinggal diam melihat Anies Baswedan diperiksa selama 9 jam di Polda Metro Jaya.
Rocky Gerung mengatakan ada peran Istana dalam pemeriksaan Anies Baswedan.
Rocky Gerung menuding Istana berharap Anies Baswedan bisa terkena delik atas pelanggaran protokol kesehatan dalam kerumunan acara Habib Rizieq Shihab.
Anies Baswedan menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya selama kurang lebih 9,5 jam pada Selasa (17/11/2020).
Sang Gubernur DKIdiperiksa mulai pukul 09.43 WIB sampai 19.30 WIB.
Anies Baswedan mengatakan dicecar 33 pertanyaan terkait kerumunan dalam acara Habib Rizieq Shihab di Petamburan.
Diketahui bersama Habib Rizieq Shihab menggelar acara pernikahan anaknya dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Sabtu lalu.
Acara pernikahan dan Maulid Nabi tersebut diselenggarakan saat pandemi covid-19.
Selain itu, DKI Jakarta juga tengah menerapkan aturan PSBB.
Kerumunan dalam acara Habib Rizieq Shihab ini membuat Anies Baswedan dipanggil ke Polda Metro Jaya untuk dimintai klarifikasi.
"Itu dipanggil buat apa dan berjam-jam, hal yang sepele, tinggal baca aturannya," kata Rocky Gerung dalam tayangandari akun Youtube-nya.
Menurut Rocky Gerung, terlihat upaya Polisi untuk memperpanjang pemeriksaan Anies Baswedan.
"Jadi terlihat polisi berupaya memperpanjang pemeriksaan karena untuk melayani kepentingan istana itu, seolah udah diperiska dan akan ditemukan deliknya, karena istana berharap Anies itu kena delik," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengatakan, tak mungkin ada ditemukan tindak pidana dalam aturan PSBB.
"Padahal, polisi mengerti bahwa gak mungkin diberikan delik pada sifat Undang-Undang yang tidak punya kekuatan hukum ke dalam Undang-Undang karantina, tentu Polisi mengerti itu," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung berujar kejadian yang kini menimpa Anies Baswedan disebabkan Istana tidak memiliki kemampuan untuk mengolah informasi.
"Seluruh kejadian terjadap Anies itu karena istana tidak punya tingteng yang mengolah informasi,"
"Masa Mahfud MD sendiri gak punya pengetahuan Undang-Undang karantina tidak diberlakukan karena presiden ingin PSBB,"
"Jadi, mestinya ada tim yang membaca itu, Polisi juga kesulitan untuk menegakkan hukum untuk yang sifatnya yang tidak konstan," kata Rocky Gerung.
Untuk itulah, kata Rocky Gerung, sejumlah petinggi membuat konferensi pers terkait kerumunan acara Habib Rizieq Shihab.
Baca Juga: Putri Rizieq Shihab Nikah, Anies Baswedan Dikabarkan Jadi Saksi
"Itu yang menerangkan mengapa orang yang paham itu terpaksa memberi konfersensi pers, karena takut dibully sama ahli hukum."
"Pak Doni langsung bicara bahwa Anies gak ada salahnya, Pangdam Jaya menerangkan hal yang sama, jadi terlihat yang punya tingteng adalah Pangdam jaya, Pak Doni."
"Sementara, istana tidak punya karena mengandalkan opini publik melalui konferensi pers Mahfud."
"Lalu diundang panglima Abri, menerangkan situasi, tapi tetap tidak ada pakemnya, " kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Terkait Reuni 212 di Monas, Tergantung Keputusan Anies Baswedan
Rocky Gerung mengatakan, itu semua menunjukan kemampuan istana untuk mengolah informasi.
"Jadi terlihat bocor terus kemampuan istana untuk mengolah informasi, karena pendukung istana sekarang cuma ada dua."
"Satu buzzer atau influencer, kedua adalah komisaris relawan yang semuanya gak punya kemampuan membuat analisis keadaan,"
"Jadi Presiden tertipu sama pembantunya sendiri sehingga muncul blunder lagi, " kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Tak Terima Disebut Megawati Jakarta Semakin Amburadul, Gerindra Pamerkan Prestasi Anies Baswedan
Akibatnya, menurut Rocky Gerung, kini banyak orang yang kembali berpihak pada Anies Baswedan.
"Akibatnya orang berpihak lagi pada Anies, karena Anies memang benar."
"Mereka punya otak dan mengerti kedudukan hukum dari PSBB," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung menganggap akar permasalahan ini ada pada Mahfud MD.
Menurut Rocky Gerung, seharusnya Mahfud MD bisa mengolah informasi dengan lebih baik lagi.
"Mahfud sebenarnya punya gara-gara semua karena tidak punya koordinasi,"
"Mahfud MD kan Menkopolhukam yang membawahi semua informasi publik, BIN, intelejen TNI, Polisi, dia tidak bisa olah, karena dia menunggangi dukungan palsu,"
"Dia pikir buzzer itu memberi informasi benar, padahal dia punya kapasitas untuk mengumpulkan informasi sebelum teledor mengucapkan pada publik,"
"Yang keluar dari pikiran Mahfud MD kan adalah menghukum, menghukum Anies, menghukum Habib Rizieq ," kata Rocky Gerung.
(Tribunnews Bogor)