Suar.ID -Gedung Balaikota DKI Jakarta mendadak heboh pada Selasa (27/10/2020).
Kantor Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedantersebut diancam bakal dibakar.
Sang pengancam adalah seorang wanita yang sudah membawa bensin dalam botol air mineral.
Wanita yang mengancam membakar kantor Anies Baswedan rupanya membawa surat.
Surat yang dibawa wanita tersebut ditujukan untuk Anies Baswedan.
Dalam suratnya ia mengaku sebagai seorang Presiden dan memiliki wakil yakni Rhoma Irama.
Aksi wanita paruh baya ini terekam dalam sebuah video berdurasi 41 detik.
Dalam video, tampak anggota Polri yang mengeluarkan bensin yang dikemas dalam botol bekas air mineral.
Bensin tersebut dikeluarkan dari dalam tas wanita itu.
Wanita berpakaian serba hitam itu lalu berteriak mengancam akan membakar Gedung Balaikota DKI Jakarta.
"Saya tidak terima, bakar gedung! Saya tidak terima, nyawa hilang!" kata wanita tersebut.
Kepala Biro Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin mengatakan wanita tersebut datang pada pukul 12.00 WIB, Selasa (27/10/2020).
"Kejadiannya itu kemarin," kata Budimelansir dari Tribun Jakarta.
Menurut Budi, wanita tersebut masuk melalui Blok G Gedung Balai Kota Jakarta.
Wanita itu melewati pemeriksaan di Balaikota.
Malahan, ia juga melewati mesin x-ray.
Namun, bensin di dalam tasnya bisa lewat begitu saja.
"Di mesin x-ray itu karena di dalam tas membawa botol mineral,"
"di dalam x-ray kan yang terlihat hanya cairan, kami berpikir itu air mineral,"
"lalu dia naik ke lantas 12 Blok G tempat biro perekonomian," jelas Budi.
Wanita itu lalu meminta bertemu dengan Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Menurut Budi, wanita itu berniat untuk mengecek surat.
Namun kata Budi, surat yang ia bawaisinya aneh.
Baca Juga: Dulu Beda Pendapat, kini Anies Baswedan Ikuti Cara Ahok dalam Menanggulangi Banjir Jakarta
"Katanya mau mengecek surat karena memang suratnya juga aneh."
"Kami menduga ibu ini juga tidak waras, karena suratnya juga surat aneh, bahasanya juga tidak beraturan," ungkap Budi.
"Kami juga sebenernya, melihat itu bahasa yang tidak baik, (Struktur kalimatnya) tidak bagus, itu memang bahasa asal dan tidak jelas itu surat apa," sambungnya.
Isi surat tersebut, lanjutnya, berisi kalimat meminta uang kepada Bank DKI Jakarta.
"Dia menyatakan mau minta duit ke Bank DKI karena dia punya uang di Bank DKI, terus karena dia mewakili Polsek-Polsek, seperti itu, jadi ngaco," jelasnya.
"Terus dia (pura-pura) jadi pemimpinnya dan Rhoma Irama (Raja Dangdut) jadi wakilnya, bahasanya tidak jelas, jadi bahasanya ngaco," tutup Budi.
Berikut ini isi suratnya :
"Kepada Yang Terhormat Anies Baswedan yang menangani DKI di tempat.
Assalamualaikum Wr Wb
Dengan ini saya menyampaikan surat ini kepada Anies Baswedan.
Saya sudah capek sekali dan sudah berulang kali memberikan surat pertemuan, tetapi kamu tidak mau bertemu dengan saya.
Padahal tanpa saya, suara dan gedung, lahan, harta benda, uang rupiah dan kepemimpinan, kedudukan, jabatan itu dari saya.
Pura-pura hidupmu masih hidup di jalanan seperti asalmu dahulu pengemis.
Setelah saya berikan kamu kesempatan agar kau dipandang oleh rakyat, ternyata kau lupa kulit seperti kacang.
Mungkin asiknya kau menikmati hasil harta benda seorang yang punya harta benda yang sudah kau abaikan, tidak kau pedulikan.
Saya mau bertemu kepada kamu sekarang juga dalam rangka sebelum saya kembali ke kepemimpinan kedudukan kepresidenan.
Langsung saja saya jadi presidennya dan sebagai wakil presidennya ayah Rhoma Irama.
Saya sekarang ini mengambil posisi kedudukan di kepemimpinan Kapolsek Cawang di Jatinegara.
Saya mengambil uang anggaran tunjangan yang berwenang di kepemimpinan saya di harta ini, karena rekan-rekan kapolsek lain di wilayah Jakarta ini mengharapkan sekali kepada saya uang tunjangan tersebut sebagai uang saku tunjangan dan uang jalan dan begitu dengan anggota karena saya belum masuk ke dalam gedung istana.
Saya mengambil uang tunjangan ini di Bank DKI.
Khusus di wilayah Jakarta, saya sudah mengambil dalam kesendirian dengan tangan saya sendiri.
Penjaga Bank DKI mengatakan kepada saya bahwa saya harus melalui yang menangani DKI yakni Anies Baswedan.
Dan saya sudah berkata kepada mereka tidak perlu karena saya yang punya uang rupiah atau dana dari saya, surat keterangan tersebut.
Saya bertanya kepada Anies Baswedan, kapan saya memberikan surat keterangan pengambilan uang pinjaman ke Pemda karena Parpol yang berada di Jakarta ini pada tidak terima semuanya.
Kita harus bertemu sekarang juga.
Demikianlah yang saya sampaikan agar Anies Baswedan langsung bertemu dengan saya sekarang juga.
Harap dapat mengerti, dari yang berwenang, Ibu Negara RI Ernawati Ululaya Nias, anak bunda Ani Yudhoyono/Rhoma Irama pemimpin Kapolsek Cawang, Otista, Jatinegara."
(Tribunnews Bogor)