Perbedaan Modus Teror ke Kantor Gubernur DKI: Era Anies Gedung Mau Dibakar Emak-emak, Zaman Ahok dapat Ancaman Bom

Kamis, 29 Oktober 2020 | 12:30
Tribun Jakarta Instagram @fakta.indo

Inilah perbedaan teror di zaman Anies Baswedan dan Ahok.

Suar.ID -Seorang wanita diamankan petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) Kantor Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Pasalnya, wanita tersebut nekat menyelinap memasuki gedung kantor Anies Baswedan dan kedapatan membawa bensin, Selasa (27/10/2020) pukul 12.10 WIB.

Ia bahkan mengaku berniat membakar Balai Kota Jakarta yang menjadi kantor Anies Baswedan.

Baca Juga:Anies Baswedan Kembali Perpanjang PSBB di DKI Jakarta Demi Mengantisipasi Lonjakan Kasus Covid-19: Kami Kembali Menerapkan Kebijakan Rem Darurat

Tepatnya, wanita itu akan membakar ruang kerja Biro Perekonomian di Gedung Blok G, Balai Kota DKI.

Kepala Biro Umum Sekretariat Daerah DKI Jakarta, Budi Awaludin mengatakan, semula petugas tidak mengetahui bahwa wanita itu sedang membawa bensin di dalam botol air kemasan ukuran 1,5 liter.

Saat diperiksa memakai perangkat sinar X (X-ray) di lobi gedung, petugas awalnya mengira hanya air dalam botol yang tersimpan di dalam tasnya.

Baca Juga:BERITA TERPOPULER: Nikita Mirzani Terang-terangan Peranh Pukuli Kepala Bapaknya Pakai Botol Usai Pergoki Main Dengan Perempuan Lain | Ahok Heran Anies Baswedan Izinkan Reklamasi Ancol dan Dufan

“Saat diperiksa memakai x-ray terlihat hanya cairan, kami berpikir itu air mineral."

"Lalu, dia naik ke Biro Perekonomian di lantai 12 gedung Blok G,” kata Budi kepada wartawan, Rabu (28/10/2020), melansir dariWarta Kota.

Budi menambahkan, saat berada di lantai 12, wanita yang memakai busana serba hitam itu memaksa masuk ke ruang kerja Biro Perekonomian untuk mengecek surat.

Baca Juga:Ahok Keheranan Anies Baswedan Izinkan Reklamasi Ancol dan Dufan: Jika tidak Sama dengan Perda, Berarti Melanggar

Ingin Bakar Gedung

Petugas pamdal di lantai 12 kemudian memintanya pergi sehingga terjadi percekcokan.

Dia menduga, wanita itu mengalami gangguan kejiwaan karena isi surat yang akan disampaikan tidak terstruktur secara jelas.

Saat tasnya digeledah, petugas mendapati bahwa wanita itu membawa cairan bensin yang dimasukan ke botol air mineral.

Baca Juga:Dulu Beda Pendapat, kini Anies Baswedan Ikuti Cara Ahok dalam Menanggulangi Banjir Jakarta

“Ternyata di tasnya itu ada bensin, akhirnya kami amankanlah bensinnya,” ujar Budi.

Menurutnya, perempuan itu juga tidak membawa identitas jelas seperti kartu tanda penduduk (KTP).

Namun dia membawa surat keterangan KTP hilang.

Dok. Tribun Jakarta
Dok. Tribun Jakarta

Baca Juga:Sang Wakil Gubernur Ditunjuk Prabowo Sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Anies Baswedan Senang: Beliau Menyambut Baik

“Ibu itu dari Nias, jadi ada surat KTP yang hilang di situ tulisannya Nias."

"Jadi nggak jelas dan ibu ini ngakunya luar biasa karena mewakili Polsek-Polsek berdasarkan tulisannya di surat."

"Kami menduga ibu ini punya gangguan kejiwaan," ujarnya.

Percekcokan itu juga sempat diabadaikan oleh salah satu pamdal yang berada di lantai 12.

Baca Juga:Putri Anies Baswedan Baru saja Diwisuda, Sang Gubernur DKI Jakarta Berikan Pesan Haru: Kamu Tetap Anaknya Abah

Video berdurasi 41 detik itu menampilkan, perempuan tersebut memaksa masuk ke Biro Perekonomian, namun dihalau oleh pamdal, anggota Polri dan TNI.

“Ini bensin loh, amankan,” kata salah seorang anggota polisi di lokasi.

“Saya tidak terima ini semua, ku bakar kantor ini!” ujar perempuan itu menimpali pernyataan petugas.

Baca Juga:Tak Menghadiri Peluncuran Buku Syarif Gerindra, Ahok Titip Salam untuk Anies Baswedan

Petugas itu mengatakan, cairan yang mudah terbakar seperti bensin dilarang dibawa ke kantor pemerintahan seperti Balai Kota DKI.

"Di sini ada dasar hukum bu, ibu bawa bensin mau bakar,” kata petugas.

“Iya memang mau aku bakar!” kata perempuan tersebut secara ketus.

Baca Juga: Kini Hidup Bahagia Walau Terus Mendapatkan Tudingan Selingkuh Dari Mantan Suami, Ternyata Ini Sumber Kekayaan Veronica Tan Saat Masih Jadi Istri Ahok!

Teror Bom Zaman Ahok

agil-asshofie

Ahok saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, tempat Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, berkantor, mendapat ancaman bom, Rabu (20/7/2016) kala itu.

Tim gegana pun diturunkan untuk memeriksa ancaman bom tersebut.

Pasukan 'Walet Hitam' punturun ke Balai Kota menggunakan dua unit mobil sekitar pukul 09.30.

Mereka langsung melakukan penyisiran di beberapa sudut gedung Balai Kota.

Sementara, petugas pengamanan dalam (pamdal) melakukan pemeriksaan ketat.

Dengan memeriksa setiap pegawai maupun pengunjung yang masuk ke Balai Kota, melalui pemeriksaan metal detector.

Tas mereka dibuka petugas dan diperiksa.

Sementara, pintu penghubung antara gedung DPRD DKI dan Balai Kota, yang berada di sebelah ruang wartawan, juga tampak dikunci.

Padahal pada hari biasa, pintu tersebut selalu dibuka.

"Nggak seperti biasanya kami diperiksa sampai tas harus dibuka."

"Kalau metal detector sih memang sudah ada sebelumnya, tapi pemeriksaan tas baru hari ini," kata Putri (33), salah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Blok G, melansir dari Tribunnews.

Menurut Putri, ia sebelumnya tidak mencurigai adanya ancaman bom.

Pasalnya sejak pagi hari ia bekerja seperti biasa.

"Ini baru mau rapat, tahu-tahu pas lewat sini pakai diperiksa segala, apalagi ada tim gegana juga, ternyata ada ancman bom, jadi takut sendiri," katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Umum DKI Jakarta, Agustino Dharmawan, mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui, ancaman bom tersebut.

Menurut Agustino, isu tersebut hanya berasal dari orang yang tidak bertanggung jawab.

Meski demikian, pihaknya tetap melakukan penambahan pengamanan di lingkungan Balai Kota.

"Kami Biro Umum, selaku pengelola pengamanan dalam di Balai Kota, tidak pernah menerima ancaman bom di Balai Kota, baik secara tertulis maupun telepon."

"Justru tadi pagi, saya dapat informasi dari media yang menanyakan ke saya ancaman bom tersebut."

"Saya tanya balik, ibu dapat info dari siapa?"

"Dia bilang, 'justru saya mau bertanya ke bapak'."

"Lha ini kan nggak jelas sumber beritanya dari siapa,” kata Agustino, di Balai Kota, Rabu (20/7/2016).

Meski demikian, pihaknya tetap melakukan protapnya Balai Kota untuk melakukan pengamanan baik dari kepolisian maupun pamdal.

"Tadi pagi saya ditelepon Kapolsek Gambir beliau menanyakan soal ancaman."

"Beliau sendiri pun tak mendapat ancaman seperti itu."

"Beliau bilang ancaman dari media, saya nyatakan itu salah."

"Walaupun isu, kita harus siap siaga, pokoknya pagi tadi," katanya.

Peningkatan pengamanan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan tas.

Salah satunya dengan menutup pintu akses yang menghubungkan Balai Kota dan gedung DPRD.

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Warta Kota, Tribunnews

Baca Lainnya