Amerika Memanas! Donald Trump Dilaporkan Harus Bersembunyi di Bunker Bawah Tanah, Ada Apa Ini?

Senin, 01 Juni 2020 | 13:45
Mirror

Donald Trump

Suar.ID - Donald Trump dikabarkan bersembunyi di bunker bawah tanah karena situasi Amerika yang sedang memanas di tengah pandemi virus corona.

Melansir dari Mirror.co.uk (1/6/2020), banyak massa melakukan protes atas kematian George Floyd.

Ratusan demonstran berkumpul di luar gerbang Gedung Putih pada Jumat malam.

Agen dinas rahasia akhirya membawa presiden dan keluarganya ke bunker keselamatan.

Baca Juga: Rumah Tangganya Hampir Tak Pernah Diterpa Isu Miring, Mendadak Melaney Ricardo Ungkap Rahasia di Balik Keharmonisannya

Trump kemudianmemberikan cuitan di akun Twitternya,mengklaim laporan itu "Hoaks" dan para pejabat sejak itu mengakui bahwa presiden dan keluarganya tidak pernah dalam bahaya nyata, meskipun tiga malam berturut-turut ada protes keras di dekat Executive Mansion.

Menurut Fox News, Trump dikirim ke bunker bawah tanah Gedung Putih yang pernah digunakan di masa lalu selama ancaman teroris,meskipun dilaporkan itu terjadi hanya dalam "waktu singkat".

Trump masih tidak terlihat pada hari Minggu, di mana pengunjuk rasa kembali pada malam hari dan bertemu dengan dinas rahasia, Garda Nasional dan polisi Washington.

Baca Juga: Rela Terbang ke Belanda, Reino Barack Somasi Laurens soal Isu Ayah Angkat, Ini Pengakuan Syahrini Setelah Sekian Lama Bungkam

Walikota Muriel Bowser memberlakukan jam malam hingga pukul 11.00 dalam upaya untuk mengekang bentrokan.

Presiden Donald Trump bahkan memberikan cuitannya di akun Twitter dengan kata"HUKUM & PESAN", menyalahkan kerusuhan pada kaum kiri radikal.

Itu terjadi ketika penasihat keamanan nasional Trump mengumumkan bahwa presiden tidak akan mencari kendali atas Pengawal Nasional dalam menanggapi demonstrasi kekerasan.

Mirror

Protes dilakukan di luar gedung putih.

Protes telah berkobar di beberapa kota AS setelah kematian Floyd, 46 tahun, seorang pria kulit hitam tak bersenjata, di Minneapolis, yang tahanan polisi pekan lalu.

Ia tewas usai lehernya ditekan oleh lutut Derek Chauvin, salah satu dari empat polisi Minneapolis yang menahannya.

Sebagaimana dilansirAFP, George ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu senilai 20 dolar (Rp 289 ribu) pada Senin (25/5/2020) lalu.

Baca Juga: Bikin Geger, Burung Merpati dengan 'Kode Rahasia' Ini Ditangkap Warga karena Dianggap Mata-mata, Ternyata Beginilah Fakta di Baliknya

Penangkapan George yang terekam dalam sebuah video yang menjadi viral tersebut memperlihatkan Chauvin menekan leher George.

Padahal ia dalam keadaan sedang diborgol dan menelungkup di pinggir jalan, selama kurang lebih tujuh menit.

Dalam video itu terlihat George berkali-kali merintih kesakitan dan mengaku sulit bernapas.

Mirror

Protes besar-besaran di Amerika terjadi setelah kematian George Floyd.

Saat George tidak lagi bergerak dan merintih, ia langsung dibawa ke rumah sakit dengan mobil ambulan.

Sesampainya di rumah sakit Hennepin County Medical Center, George dinyatakan meninggal dunia.

Hal ini memicu kemarahan publik, khususnya warga kulit hitam.

Mereka meminta pertanggungjawaban atas kasus pembunuhan.

Baca Juga: Didepak dari Jabatan Sebagai Direktur Utama, Terbongkar Kehidupan Helmy Yahya Kini Usai Dicopot jadi Dirut TVRI: Ada Hikmahnya

2.000 tentara tambahan kini siap untuk diaktifkan jika diperlukan untuk meredam bentrokan.

Petugas Derek Chauvin saat ini dilaporkan telah dipecat.

Kasus ini akhirnya menjalar ke luar Amerika dan memicu kemarahan di seluruh dunia.

Bahkan muncul petisi yang ditandatanganisebagai protes untuk melawan kebrutalan dan rasisme polisi. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber : Mirror

Baca Lainnya