Dalam Setahun 65 Juta Penduduk Dunia akan Tewas karena Virus Corona yang Disebabkan oleh Kecerobohan China sendiri! Beginilah Penjelasan para Peneliti

Minggu, 26 Januari 2020 | 12:15
Kolase tangkap layar Youtube The Jornal dan Daily Mail

Suar.ID -Sejumlah spekulasi terkait virus corona mengemuka terkait dengan daya jangkau virus mematikan yang tidak kalah dari SARS atau Ebola.

Meski, organisasi kesehatan dunia atau WHO belum menetapkan status darurat, kekhawatiran akan wabah akibat corona demikian tinggi.

Karenameski disampaikan keterangan dari sejumlah kalangan di Cina yang menyatakanbahwa corona berasal dari penularan oleh kelelawar dan sebangsanya, banyak kalangan yang meragukan anggapan itu.

LantaranWuhan adalah lokasi pengembangan dan penelitian dengan fasilitas laboratorium, yang diduga sedang meneliti virus baru.

Baca Juga: Viral Video Dokter Ngamuk Lewat Telepon karena Tidak Bisa Istirahat untuk Menangani Pasien yang Terkena Virus Corona

Ternyata virus yang seharusnya bisa dilokalisasi hanya di wadah yang tertutup rapat di laboratorium itu malah bocor, sehingga menjangkiti manusia dan menular ke manusia lainnya.

Sebagian kalangan menilai, kecerobohan Cina untuk mengembangkan senjata biologi layak dikecam.

Demikian pula dengan kasus sebelumnya seperti flu burung atau SARS, yang juga berasal dari Cina dan menular ke banyak pihak, bahkan memicu kepanikan dengan banyaknya pemusnahan unggas atau hewan lainnya.

Terkait dengan itu, daya rusak corona memang sangat mengerikan.

Baca Juga: Viral Pria Makan Tikus Hidup-hidup, Ternyata Ada Wanita yang Juga Nekat Makan Binatang Liar Selain Tikus di Tengah Kekacauan Virus Corona

Melansir dariDaily Mail, Sabtu (25/1/2020), pakar kesehatan terkemuka Amerika Serikat (AS) memperkirakan,Virus Coronadapat membunuh 65 juta orang dalam setahun.

Bahkanperingatann tersebut sudah diungkap, tiga bulan sebelum wabah di Cina itu terjadi.

Para ilmuwan di Johns Hopkins Center for Health Security membuat sebuah prediksi menakutkan.

Model wabah hipotetis corona pada dalam penelitian pada bulan Oktober 2020hanya butuh 18 bulan untuk memusnahkan 65 juta orang di seluruh dunia.

WorldofBuzz

Dokter marah lewat panggilan telepon.

Baca Juga: Wabah Virus Corona telah Menjadi Ancaman Global, Pemerintah China akan Segera Bangun Rumah Sakit Khusus yang akan selesai dalam 6 Hari! Lho Gimana Caranya?

Pakar kesehatan terkemuka AS memperkirakan virus corona bisa membunuh puluhan juta orang dalam peringatan tiga bulan sebelum wabah mematikan di Cina.

Para ilmuwan di Johns Hopkins Center for Health Security memodelkan pandemi hipotetis sebagai bagian dari penelitian Oktober lalu.

Simulasi tersebut memperkirakan, sejumlah 65 juta orang dari seluruh penjuru dunia akan musnah hanya dalam 18 bulan.

Sejauh ini, penyakit yang sangat menular dengan cepat, saat ini, melanda di Cina.

Baca Juga: China telah Mengerahkan 450 Staf Medis ke Pusat Kota yang Dilanda Coronavirus setelah Jumlah Kematian Terus Meningkat

Jika benar merupakan senjata biologi, maka corona memang mematikan dengan sangat cepat.

Corona telah menewaskan 41 orang dan menginfeksi lebih dari 1.200warga.

Tetapi para ahli memperkirakan jumlah sebenarnya adalah ribuan jiwa yang sudah terjangkit.

Apalagi sejumlah video menjelaskan, banyaknya orang Cina bergelimpangan di banyak tempat, di jalan umum, hingga tidak terurus di rumah sakit.

Daily Mail
Daily Mail

Pekerja medis sedang merawat Pasien yang menderita Virus Corona.

Baca Juga: Staf Medis Terinfeksi, Seorang Dokter di China Meninggal Akibat Terjangkit Virus Corona: Sistem Kesehatan Setempat Telah Kewalahan

Sementara itu, tenaga medis juga sudah kewalahan dan dilanda stres beratkarena jumlah pasien terus meningkat dengan cepat, bahkan mereka tidak bisa buang air, saking banyaknya pasien.

Sejumlah dokter dan perawat terpaksa menggunakan pembalut atau nappy untuk orang dewasa yang populer disebut pampers.

Dr. Eric Toner, seorang peneliti senior di Johns Hopkins, mengatakan, dia tidak terkejut ketika berita tentang wabah Corona virus di Wuhan pada akhir Desember.

Para pakar kesehatan terkemuka AS memperingatkan bahwa Corona virus dapat membunuh puluhan juta orang, tiga bulan sebelum wabah mematikan di Cina.

Baca Juga: Sungguh Mencekam, Para Warga Wuhan yang Diduga Menderita Virus Corona Berjatuhan di Tengah Jalan! Beginilah Situasinya yang Mengerikan

Sejauh ini lebih dari 900 orang telah terinfeksi di seluruh dunia di 10 negara berbeda.

Tetapi para ahli mengatakan jumlah sebenarnya kemungkinan mendekati 10.000.

"Saya sudah lama berpikir bahwa virus yang paling mungkin menyebabkan pandemi baru adalah virus corona," katanya kepada Business Insider.

"Kami belum tahu seberapa menularnya. Yang kita tahu adalah bahwa virus itu sedang menyebar dari orang ke orang, tetapi kita tidak tahu sampai sejauh mana."

"Kesan awal adalah bahwa virus ini secara signifikan lebih ringan daripada SARS. Di sisi lain, virus itu mungkin lebih mudah ditransmisikan daripada SARS, setidaknya dalam pengaturan komunitas."

Baca Juga: Masker Saja Tidak Cukup, Pakar dari China Mengklaim Bahwa Penularan Coronavirus Bisa Melalui Bagian Ini

Virus Corona adalah infeksi pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia atau pilek.

Satu pihak harus bertanggung jawab atas berjangkitnya sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) di Cina, yang mempengaruhi 8.000 orang dan menewaskan 774 warga pada awal 2000-an.

Simulasi Dr. Toner menunjukkan bahwa setelah enam bulan, hampir setiap negara di dunia akan memiliki kasus virus Corona.

Staf medis terus bekerja di ICU (unit perawatan intensif) Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan di Wuhan.

Baca Juga: Beredar Video 'Kekacauan' di Rumah Sakit karena Virus Corona: Banyak Orang Berjejalan di Koridor Diikuti Teriakan yang Mencekam!

Dalam 18 bulan, 65 juta orang bisa mati karena wabah Corona.

Wabah di Wuhan tidak dianggap sebagai pandemi, tetapi virus ini telah dilaporkan di 10 negara berbeda.

AS, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, Singapura, Hong Kong, Makau, dan Nepal memiliki semua kasus yang dikonfirmasi.

(Warta Kota Live)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Daily Mail, Warta Kota

Baca Lainnya