Bak Drama, Co-Founder Sebuah Organisasi Diculik, Disiksa dan Hampir Dibunuh, Dalang Penculikan Orang yang Tak Disangka-sangka

Rabu, 15 Januari 2020 | 10:30
Lianhe Wanbao

Co-Founder Sebuah Organisasi Diculik, Disiksa dan Hampir Dibunuh, Dalang Penculikan Orang yang Tak Disangka-sangka

Suar.ID -Layaknya sebuah drama action, seorang pria diculik dan hampir dibunuh.

Pria tersebut diketahui bernama Mark Cheng Jin Quan (32) yang merupakan co-founder sebuah organisasi non-pemerintah.

Ia juga merupakan mantan penasehat blockchain untuk perusahaan fintech X Infinity Singapura.

Mark menjadi korban sebuah skema penculikan yang dilakukan orang tak terduga.

Baca Juga: Jadi Pedangdut dengan Honor Termahal, Ternyata Begini Cara Via Vallen 'Habiskan' Uang Sampai Bikin Boy William Tercengang: Gue Suka Sih Gaya Lu

Kisah penculikannya pun menggemparkan negaranya, Singapura.

Insiden bermula saat Mark dan temannya Kim Lee Yao Wei (31) berkunjung ke Thailand.

Merka akan menemui kenalan Kim di Thailand yang juga memiliki ketertarikan dengan bitcoin.

Mark seharusnya hanya melakukan berkunjung satu hari di Thailand pada 9 Januari 2020.

Saat tiba di Thailand, usai mendarat di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Mark dan Kim melanjutkan perjalanan dengan taksi online.

Baca Juga: Miliki HartaHingga Puluhan Miliar Semasa Hidupnya, Bayi Lina dengan Teddy Disebut Tak Berhak Dapat Warisan, Siapa Pewarisnya? Terungkap Alasannya

Namun, saat berhenti di sebuah pom bensin, mereka diserang oleh empat sampai lima orang tak dikenal.

Mark dan Kim diseret ke mobil lain oleh para penculik bertopeng.

Dikutip dari Strait Times (15/1/2020), mereka dibawa ke sebuah rumah di distrik Kabin Buri, provinsi Prachin Buri, sekitar 135 km sebelah timur Bangkok.

Mark mengatakan kakinya diikat ke kursi, dua tanggannya juga diikat, dan matanya selalu ditutup.

Menurut Mark ada satu penculik yang berbicara kepadanya dalam bahakasa Inggris, tapi kadang-kadang dia mendengar suara-suara lain berbicara dalam bahasa Thailand.

Dilansir dari Lianhe Wanbao, Mark juga dibawa ke empat lokasi berbeda di kawasan hutan untuk disiksa selama 12 jam.

Dia mengklaim bahwa penculiknya memukuli dan menyetrumnya dengan kabel listrik dan menuntutnya untuk membayar uang tebusan sendiri sebesar US $ 500.000 (sekitar Rp 6,8 miliar).

Baca Juga: 'Setannya Sudah Aku Bunuh', Teriak Seorang Pria Setelah Bunuh Ayah Kandungnya Sendiri, Keluarga Ungkap Tingkah Tak Biasa Pelaku sebelum Bacok Ayahnya

"Saya mengatakan kepada penculik saya bahwa saya tidak memiliki sebanyak itu. Saya tidak kaya," kata Mark.

Mark akhirnya hanya bisa menransfer 5,9 bitcoin (senilai Rp 634 juta).

Para penculik kemudian memaksanya menghubungi ibu dan teman-temannya untuk mendapatkan lebih banyak uang tebusan.

Tetapi tidak ada yang menjawab telepon karena sudah lewat tengah malam.

Tidak puas dengan jumlah yang mereka dapatkan, kelompok itu membawa Mark ke lokasi lain di mana mereka mengancam akan membunuhnya.

Dia berkata bahwa dia dipaksa untuk berlutut di atas rerumputan rumput, dan ditodong pistol ke kepalanya dan kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.

Matanya masih ditutup, tapi Mark mendengar suara dari pelatuk pistol.

Penculiknya memberitahunya bahwa dia akan dimakamkan di sana.

Baca Juga: Percaya Totok Santoso adalah Keturunan Majapahit, Pengikut Keraton Agung Sejagad Beberkan Misi Rajanya

Di detik-detik nyawanya hampir melayang itu Mark berhasil melonggarkan ikatan di tangannya.

Memukul jatuh pistol dari tangan penculiknya dan meninju salah seorang diantara mereka.

"Ini adalah kesempatan terakhirku. Aku mengerahkan semua kekuatan yang kumiliki," ujarnya mengingat peristiwa itu.

Dia menemukan jalan ke jalan tetapi, tertutup lumpur, menemukan bahwa tidak ada kendaraan yang lewat.

Beruntung ia bertemu dengan orang Samaria yang berbaik hati mengantarkannya ke Kantor Polisi Ongkharak untuk mengajukan laporan.

Meski berhasil lolos, Mark masih tak bisa tenang karena khawatir dengan nasib Kim.

Baca Juga: Anak Bungsunya Alami Cidera Serius, Kepanikan Anji Saat Dokter Tak Angkat Telepon: Anak Saya Masih 4,5 Tahun dan Autism

Tebak apa?

Kim adalah dalang dari penculikan dan penyiksaan yang menimpa Mark.

Mark tak tahu menahu ia diculik oleh komplotan yang diketuai temannya sendiri.

Tidak pernah terlintas dalam benaknya bahwa Kim akan menjadi dalang di balik insiden mengerikan tersebut.

Mark baru mengetahui hal ini dari kepolisian Thailand.

"Kupikir dia juga diculik," ujar Mark.

"Kami pernah melakukan perjalanan bersama sebelumnya," lanjutnya.

Mark mengatakan dia bertemu Kim beberapa tahun yang lalu.

Mereka menjadi lebih dekat hanya selama setahun terakhir ketika Kim ingin belajar lebih banyak tentang penambangan bitcoin.

Bahkan selama diculik Mark megaku terus mengkhawatirkan Kim.

"Aku bertanya kepada penculikku tentang dia, tetapi tidak mendapat jawaban," katanya.

Kim ditangkap di sebuah hotel di Bangkok pada hari Minggu dan telah dituduh melakukan perampokan, penahanan orang lain, penyerangan fisik dan kepemilikan senjata api secara ilegal.

Kim mengaku semua tuduhan.

Polisi Chachoengsao mengatakan kepada The Straits Times bahwa Kim bisa didakwa hukuman seumur hidup.

Baca Juga: Tak Tega, Nunung Tak Bisa Jujur ke Sang Ibunda Bahwa Dirinya Divonis 1,5 Tahun, Ini yang Diucapkan ke Ibunya

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Strait Times

Baca Lainnya