Suar.ID -Serangan udara Amerika Serikat yang menewaskan Jenderal Iran, Qasem Soleimani, Jumat (3/1/2020), menyulut amarah Iran.
Ketegangan antara Iran dan AS pun memanas.
Dunia maya pun ramai dengan tagar #WWIII akibat memanasnya ketegangan Iran - AS yang bahkan disebut akan memicu Perang Dunia Ketiga.
Iran yang berjanji akan menuntut balas pun melancarkan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Irak pada Rabu (8/1/2020).
Pasukan Garda Revolusi Iran melancarkan puluhan rudal ke markas militer AS di Irak.
Dua markas AS yang menjadi sasaran rudal adalah Pangkalan Udara Ain al-Assad.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif melalui akun Twitternya mengatakan, Teheran sudah mengambil pertahanan diri yang proporsional.
"Kami tidak ingin terjadinya eskalasi yang berbuah perang. Tetapi kami akan mempertahankan diri kami dari segala agresi," tulisnya.
Sikap Iran tersebut, menurut Zarif sesuai dengan Artikel 51 Piagam PBB.
Lantas akankah Presiden Donald Trump melancarkan serangan balasan?
Dilansir dari BCC, dalam konferensi pers pada Rabu (8/1/2020) sore waktu setempat, Trump tak mengumumkan operasi militer balasan.
Trump juga mengatakan bahwa serangan Iran tak menimbulkan korban.
Ia mengklaim tidak ada pasukan AS yang terluka akibat hantaman rudal balistik di Ain al-Assad dan Irbil.
"Tidak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan semalam oleh Iran," kata Trump.
Ia juga menambahkan bahwa konfrontasi kedua belah pihak dapat dicegah dengan kekuatan ekonomi dan militer yang dimiliki AS.
"Kekuatan Amerika, baik militer maupun ekonomi, adalah pencegah terbaik. Fakta bahwa kita memiliki militer dan peralatan hebat ini, tidak berarti kita harus menggunakannya," lanjut Trump.
Trump juga mengatakan AS akan segera menjatuhkan sanksi keuangan dan ekonomi tambahan pada Iran.
Di mana sanksi akan tetap berlaku sampai Iran "mengubah perilakunya".
Dia juga meminta aliansi Atlantik Utara (NATO) untuk lebih terlibat dalam mengawasi proses di Timur Tengah.
Trump mengakhiri konferensi pers dengan menyatakan, dia ingin masa depan yang baik rakyat Iran.
"Amerika Serikat siap untuk mengumandangkan perdamaian dengan semua pihak yang menginginkannya," jelas Trump dikutip CBS News.
Sebelumnya, Komandan Pasukan Quds, Qasem Soleimani tewas bersama dengan wakil pemimpin jaringan milisi pro-Teheran Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.
Keduanya terbunuh pada 3 Januari setelah mobil yang mereka tumpangi dihantam rudal oleh drone AS di Baghdad, Irak.
Pentagon menyatakan, mereka harus melenyapkan jenderal 62 tahun itu karena dianggap aktif merencanakan serangan terhadap kepentingan AS di Timur Tengah.