Suar.ID -Viral di medsos turis asal Indonesia diduga membuat Shinkansen atau kereta cepat terlambat hingga KBRI Tokyo memberi peringatan!
Unggahan akun Facebook dengan nama Kucing Putih memperlihatkan momen tersebut.
Dalam video yang berdurasi 1 menit 24 detik tersebut, menampakkan segerombolan wisatawan Indonesia.
Para wisatawan yang berasal dari Indonesia itu tampak asyik berfoto bersama tepat di garis kuning.
Hal ini mereka lakukanmenyadari bahwadidekatnya kereta Shinkansen sudah siap berangkat.
Namun, sang masinis masih menunggu para wisatawan Indonesia selesai berfoto.
Tampaknya para wisatawan Indonesia tersebut tidak memahami bahwa kereta tersebut akan berangkat.
Lantaran sudah menunggu 10 menit, sang masinis kereta Shinkansen menekan klakson sangat keras.
Seorang warga Jepang ingin menghampiri wisatawan Indonesia untuk memberitahu.
Wisatawan Indonesia tampak kaget setelah diperingatkan oleh masinis lewat klaksonnya.
Berdiri di dekat Shinkansen tentu sangat berbahaya karena tekanan udara dari Shinkansen yang melaju cepatdapat mencelakai pengunjung.
Menurut penuturan pengunggah foto, akibat kelakuan dari turis-turis tersebut membuat jadwal Shinkansen menuju Tokyo telat 10 menit.
Padahal dalam budaya Jepang, telat merupakan masalah yang serius, meskipun hanya telat beberapa menit.
Dalam postingan tersebut akunFacebook Kucing Putih menuliskan keterangan:
"Ada sekumpulan orang random +62.....disuruh minggir sama petugas ga mau.... soalnya Shinkansennya mau berangkat... mereka asik-asik foto-foto tapi gangguin perka klb jadi telat semua ini Shinkansen. Akhirnya Shinkansen ke arah Tokyo pada telat 10 menit semua...."
Kejadian ini pun ramai diperbincangkan olehNetizen dan menjadi viral di medsos dengan lebih dari 1.900 kali dibagikan di Facebook.
Tanggapan KBRI Tokyo
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo juga turut merespon karena ulah beberapa turis Indonesia di Jepang ini dengan memberikan imbauan melalui Twitter.
KBRI Tokyo meminta orang Indonesia yang sedang liburan ke Jepang untuk mengikuti tata tertib dan aturan yang berlaku di negara tersebut.
Hal ini dengan tujuan untuk keselamatan para turis tersebut dan menjaga nama baik Indonesia di negara lain.
Selain itu, KBRI Tokyo juga menjelaskan bahwa petugas setempat (aparat Jepang) mempunyai hak penuh untuk menahan Warga Negara Asing yang melanggar ketertiban dan hukum di Jepang.
"Bagi WNI yg sedang berlibur di Jepang, harap mengikuti tata tertib & peraturan di Jepang. Aparat setempat memiliki hak sepenuhnya untuk menahan WN Asing yg melanggar ketertiban maupun hukum Jepang. Mari kita jaga nama baik Indonesia. Selamat berlibur! @Kemlu_RI #IndonesianWay" tulis @KBRITokyo melalui akun Twitternya.
MengenaiKereta Shinkansen Jepang
Diketahui, kereta Shinkansen adalah jalur kereta api cepat Jepang yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan Railways.
Shinkansen merupakan sarana utama untuk angkutan antar kota di Jepang, selain pesawat terbang.
Kecepatan tertingginya bisa mencapai 300 km/jam.
Nama Shinkansen sering digunakan oleh orang-orang di luar Jepang untuk merujuk kepada kereta apinya, tetapi kata ini dalam bahasa Jepang sebenarnya merujuk kepada nama jalur kereta api tersebut.
Shinkansen dibuka pada 1 Oktober 1964 untuk menyambut Olimpiade Tokyo.
Jalur ini langsung sukses, melayani 100 juta penumpang kurang dari 3 tahun sejak dibuka pada tanggal 13 Juli 1967, dan melayani satu miliar penumpang pada 1976.
Pada mulanya Shinkanshen dari Tokyo ke Shin-Osaka (615,4 km) memakan waktu kira-kira 4 jam.
Pada 1992, Shinkanshen model baru 'Nozomi' yang dapat menghasilkan kecepatan 270 km/j telah menghasilkan perjalanan yang singkat.
Rancangan penggunaan landasan kereta api linear motor car pada abad ke-21 yang akan datang ini diharapkan akan menambah kecepatan Shinkanshen.
Untuk menghadapi gempa bumi kereta ini dilengkapi dengan sistem pendeteksian yang akan memberhentikan kereta bila gempa bumi terdeteksi.
Pada gempa bumi Chuetsu di Oktober 2004 sebuah Shinkansen yang dekat dengan pusat gempa lepas dari relnya, tetapi tidak ada penumpang yang terluka.
Kereta generasi berikutnya, FASTECH 360 akan memiliki sayap rem penahan angin (yang mirip dengan kegunaan telinga) untuk membantu proses pemberhentian bila gempa bumi terdeteksi.
terkait dengan ketepatan waktu, kereta ini sangat tepat waktu.(Tribun Travel/Tribun Jateng)