Suar.ID -Belum lama ini sebuah video menjadi viral di media sosial.
Dalam video ini memperlihatkan seorang anak punk sedang dipaksa turun oleh petugas Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api).
Video ini diunggah oleh sebuah akun Facebook Masberto Kingdom pada Selasa (24/12).
Awalnya terlihat seorang pertugas Polsuska sedang memaksa seorang anak punk turun dari kereta api.
Baca Juga: Rumah Kotor Penuh Sampah Ini Dibersihkan dengan Biaya Rp 12 Juta, Hasilnya Tidak Mengecewakan!
Terdengar Poluska ini mengatakan akan memukul anak punk tersebut.
"Heh turun, kamu saya gepok bener, kamu udah menganggu," ujar petugas tersebut.
"Siapa yang mengganggu?" balas anak punk tersebut.
"Kamu jagoang ya," ujar petugas.
Petugas ini pun memberikan penjelasan kenapa anak punk ini diturunkan.
"Kalau sudah mengganggu kenyamanan kereta gak usah naik kereta kamu hah!" kata petugas ini.
Salah seorang rekan merasa tidak terima dengan apa yang dilakukan petugas ini.
Namun petugas malah merasa tak ada urusan dengan anak punk lainnya ini .
Baca Juga: Waduh, Ribuan Orang Disebut-sebut akan Turun ke Jalan untuk Sambut Kebebasan Ahmad Dhani!
Petugas pun sempat memberikan peringatan kepada salah seorang teman anak punk yang dipaksa turun ini.
"Kamu jangan sok jadi pahlawan saya bilangin," ujar petugas ini.
Petugas dan salah seorang anak punk ini tetap masih bersitegang.
Seorang anak punk pun menjelaskan kalau mereka sudah membayar tiket kereta tersebut namun malah ditodong dengan pistol.
"Kita bayar, kita punya uang kok," ujar anak punk tersebut.
"Bapak juga nodong dengan pistol," lanjutnya.
Akun ini pun menambakan tulisan dalam video yang diunggahnya.
"Yang JELAS ITU KALAU PEGANG PISTOL JGN SEMBARANG KELUARKAN DARI SANGKUR NYA KARNA TIDAK SESUAI AJA HAHAHAHAHHAAHHAAAAA," tulisnya.
Video ini pun menuai berbagai komentar dari netizen.
"Petugas bereaksi jika .. di rasa ada gnguan umum (penumpang lain )di kereta," komen akun @Yudy Kang.
"Hanya karna penampilan yang tidak rapi lalu dicap orang yang tidak baik," tulis akun @Ikuy Cocktail.
"Seharusnya tegur dulu kalo memang merasa mengganggu jngn maen pukul langsung,kalo mau pukul bedug tuh pas mau takbiran," lanjut akun @Permadi Andi.
Tanggapan PT KAI
Dilansir Tribunnews.com, Senior Manajer Humas DAOP 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan penertiban oleh petugas Poluska itu bermula ketika pihak kereta api mendapat pengaduan dari penumpang.
"Kami mendapatkan pengaduan dari beberapa penumpang," kata Eva pada Kamis (26/12).
Eva juga menerangkan kalau banyak penumpang yang merasakan tidak nyaman dengan perilaku sekelompok penunpang yang berjumlah sekitar 25 orang ini.
Untuk diketahui, kejadian dalam video ini terjadi pada 8 November 2019 di KA Lokal Rangkasbitung-Merak nomor 472.
Baca Juga: Arkeolog Digegerkan oleh Penemuan Istana Kuno, Diyakini Berusia Ribuan Tahun!
"Dalam aduannya, mereka dianggap mengganggu ketertiban dan berjalan mondar-mandir di kereta,"terangnya.
Usai mendapat aduan dari penumpang, petugas Polsuska pun segera menuju tempat aduan.
Eva juga menyampaikan kalau petugas lantas menegur mereka secara baik-baik.
Namun respon kelompok tersebut tidak kooperatif.
Malahan mereka menantang petugas.
"Saatmereka diimbau, mereka sangat tidak kooperatif,"kata Eva.
"Untuk itu petugas bertindak untuk menertibkan, tidak ada pemukulan," tegasnya.
Terkait adanya isu penodongan pistol pada yang dipaksa turun ini, Eva pun membantahnya.
"Kami klarifikasi bahwa tidak ada penodongan pistol ke penumpang KA yang dilakukan oleh petugas Polsuska," ungkap Eva.
Eva pun menjelaskan kalau Polsuska saat itu mengeluarkan senjata kejut, bukan pistol.
Senjata ini terpaksa dikeluarkan untuk pengamanan diri sendiri.
Karena jumlah rombongan ini yang cukup banyak.
Pada akhirnya, petugas Polsuska bertindak tegas dan menurunkan beberapa penumpang yang membuat kegaduhan di Stasiun Karangatu.
Setelah berhasil menurunkan para penumpang yang membuat gaduh ini, perjalanan kereta api pun kembali dilanjutkan.
Eva pun mengharapkan para penumpang kereta api untuk selalu menjaga ketertiban dalam perjalanannya.
"PT KAI DAOP 1 Jakarta berharap agar para penumpang senantiasa menjaga ketertiban selama dalam perjalanan sehingga tidak menggangu kenyamanan penumpang lainnya," tutur Eva.