Mengenal Museum Sumpah Pemuda, Tempat yang Dulunya Hanya Kos-kosan Pelajar Namun Akhirnya Jadi Saksi Peristiwa Bersejarah Indonesia!

Senin, 28 Oktober 2019 | 12:40
Tribun Jatim

Museum Sumpah Pemuda

Suar.ID - Hari ini, Senin 28 Oktober 2019, merupakan hari peringatan Sumpah Pemuda.

Hari ini 91 tahun yang lalu,berlangsung Kongres Pemuda yang kemudian menjadi hari lahirnya Sumpah Pemuda.

Kongres ini menjadi bukti bahwa semangat perjuangan para pemuda untuk mengupayakan kemerdekaan telah berlangsung jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan17 Agustus 1945.Perjuangan yang panjang namun tak membuat para pemuda menyerah.

Baca Juga: Cerita di Balik Sosok Lembuswana, Simbol Kerajaan Kutai Kartanegara yang Jadi Ikon Museum Mulawarman di Kalimantan Timur

Semangat itulah yang patut untuk dicontoh oleh generasi masa kini.

Berbicara soal sumpah pemuda, akan kurang lengkap jika kita belum mengenal tempat bersejarah di mana para pemuda menyelenggarakan kongres tersebut.

Ya, tempat itu adalah tempat yang kini menjadi Museum Sumpah Pemuda.

Yuk mengenal tempat bersejarah yang satu ini.

Baca Juga: Menilik 'Our Lady of Paris', Katedral Notre Dame Bersejarah yang Akan Dipulihkan dari Kebakaran

Museum Sumpah Pemuda terletak di Jalan Kramat Raya No 06, Jakarta Pusat.

Pada Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober biasanya diselenggarakan upacara bendera di area museum ini.

Museum ini menyimpan benda-benda koleksi yang berhubungan dengan sejarah panjang kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah momen Hari Sumpah Pemuda.

Kompas.com/PRIYOMBDO
Kompas.com/PRIYOMBDO

Museum Sumpah Pemuda

Saat berkunjung ke museum ini, kamu bisa melihat foto-foto kegiatan berbagai organisasi pemuda dan piringan hitam Indonesia Raya.

Baca Juga: Warga Gandus, Palembang Dibuat Geram, Seorang Pria Lempar Kotoran Manusia ke Dalam Masjid, Aksi Pelaku Terekam CCTV!

Salah satu ikon koleksi museum ini adalah biola WR Supratman.

Museum ini mengalami sejarah panjang perjalanannya hingga dinamai Museum Sumpah Pemuda.

Sempat disewakan untuk rumah tinggal pelajar, tempat berkumpul, hingga menjadi toko bunga.

Menurut catatan, dahulu museum ini ditinggali pemiliknya, yaitu Sie Kong Tiang, sejak permulaan abad ke-20.

Baca Juga: Kronologi Siswi SMA Dirudapaksa Pacarnya Saat Tak Berdaya, Usai Ikut Yasinan di Rumah Korban, Pelaku Kaget Pacarnya Masih Hidup

Lalu, pada 1908 gedung yang dikenal dengan nama Gedung Kramat ini disewa para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (Stovia) dan Rechtsschool (RS) sebagai tempat tinggal dan belajar.

Bangunan ini pun berfungsi semacam kos-kosan untuk para pelajar.

Kala itu, Gedung Kramat diberi nama Commensalen Huis.

Ada beberapa tokoh sejarah Indonesia yang pernah menetap di tempat ini.

Baca Juga: Hati-hati! 3 Bagian Tubuh ini Jangan Sampai Disentuh saat Berhubungan Intim, Bisa Fatal Akibatnya

Saat itu, mereka masih berstatus pelajar.

Mereka antara lain Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, dan Abu Hanifah.

Seiring waktu berjalan, pada 1927 gedung ini semakin ramai dengan berbagai kegiatan pergerakan yang digunakan organisasi pemuda.

Salah satu tokoh yang sering hadir di gedung ini adalah Bung Karno.

Baca Juga: Mantan Tunangannya Lamar Citra Kirana, Patricia Razer Banjir Dukungan, Begini Reaksi Wanita yang Gagal Dinikahi Rezky Aditya Ini

Ia bersama tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering membicarakan format perjuangan dengan para mahasiswa di sana.

Selain itu, Perhimpuan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) juga sempat menjadikan gedung ini sebagai sekretariat, sekaligus kantor penerbitan majalah Indonesia Raja yang dikeluarkan PPPI.

Karena menjadi ‘basecamp’ berbagai pertemuan organisasi, sejak saat itu diganti nama yang semula bernama Langen Siswo menjadi Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw atau gedung pertemuan.

Kompas.com/PRIYOMBDO
Kompas.com/PRIYOMBDO

Di balik layar proses pemotretan Sumpah Pemuda Kompas di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015)

Kemudian, pada 15 Agustus 1928, gedung ini diputuskan menjadi tempat Kongres Pemuda Kedua pada 28 Oktober 1928.

Baca Juga: Tragis! Hendak Abadikan Momen Bersama dengan Latar Pemandangan Laut, Satu Keluarga di Lampung Bernasib Nahas

Adapun peserta yang mengikuti berasal dari mahasiswa dan sejumlah organisasi pemuda terkemuka, yaitu ‘Jong Sumatranen Bond’, Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, ‘Jong Islamienten’, ‘Jong Bataks Bond’, ‘Jong Celebes’, Pemuda Kaum Betawi, dan PPPI.

Gedung ini menjadi saksi tercetusnya Sumpah Pemuda, yang kongresnya dipimpin oleh Soegondo Djojopuspito, Ketua PPPI.

Seusai peristiwa Sumpah Pemuda, para penghuni Gedung Kramat meninggalkan gedung ini karena sudah lulus belajar.

Mereka tidak meneruskan biaya sewa, dan kemudian gedung diambil alih oleh Pang Tjem Jam selama 1934-1937 untuk dijadikan rumah tinggal.

Baca Juga: Artis Seksi ini Kini Berjuang Seorang Diri Nafkahi Keluarga, Curhatnya tentang Mantan Suami yang Dulunya Pemain Timnas: 'Bukan Diduain Lagi, Disepuluhkan!'

Pada 1937-1951 gedung ini disewa oleh Loh Jing Tjoe yang menggunakannya sebagai toko bunga (1937-1948).

Pada 1948-1951 tercatat gedung ini berfungsi sebagai Hotel Hersia.

Lalu pada 1951-1970 untuk kali pertama pascakemerdekaan, gedung ini digunakan untuk kepentingan negara, yaitu sebagai kantor dan mes Inspektorat Bea dan Cukai.

Barulah dari 3 April 1973 hingga 20 Mei 1973, gedung ini dipugar oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI.

Pemugaran ini juga sekaligus sebagai tanda disahkannya gedung ini menjadi Museum Sumpah Pemuda.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Berkunjung ke Kos-kosan Pelajar yang Kini Museum Sumpah Pemuda

Editor : Khaerunisa

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya