Permintaan Agar Sengkuni Dalang Kerusuhan 21-22 Mei Dipenjara Mengemuka, Siapa Sosoknya?

Jumat, 24 Mei 2019 | 21:00
Kompas.com

Kerusuhan di aksi massa 21-22 Mei yang pecah di Jakarta.

SUAR.ID - Kerusuhan dan kekerasan yang meletus di demo atau aksi massa yang terjadi pada 21-22 Mei 2019 melahirkan keprihatinan di sejumlah kalangan.

Sata satunya adalah para aktivis lintas kalangan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kamis (23/5) mereka bertemu untuk menyikapi aksi kerusuhan tersebut.

Setidaknya ada sekitar 96 aktivis lintas kalangan, baik dari kalangan Keraton Yogyakarta, Puro Pakualaman, Akademisi, Seniman, LSM, Lawyer, Buruh, Pegiat Sosial, Pengusaha, seperti Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, Gusti Pangeran Hario Wijoyo Harimurti, Catur Benyek Kuncoro, G Djadug Ferianto, Nana Ke Justina,

Para aktivis lintas kalangan ini sepakat menyatakan sikap untuk mengurung beberapa tokoh antagonis perwayangan, seperti Sengkuni, Pendeto Durna, Aswatamo, Kartomarmo.

Baca Juga: Apes! Belum Juga Terima Bayaran yang Dijanjikan, Sopir Ambulans Gerindra Kadung Diamankan dan Terancam Penjara

Widihasto Wasana Putra, Inisiator dari kegiatan ini mengungkapkan jika dari beberapa tokoh pewayangan yang diambil masing-masing menandakan elit-elit politik yang memiliki sifat-sifat jahat yang membuat kegaduhan pada 21-22 Mei 2019.

Dari sifat-sifat tokoh pewayangan yang diambil, ada yang memiliki sifat suka menghasut, memprovokasi, fitnah, ngeyel, yang saat ini ada di panggung perpolitikan negeri ini.

"Sengkuni siapa silahkan di tafsirkan sendiri. Kami tidak perlu mengulang secara verbal, itu menjadi kewenangan polisi. Kalau di Kurawa ada 100 antagonis, ini perwakilan, ada yang suka hasut, fitnah , ngeyel, sosok itu ada di panggung politik."

"Untuk simbolnya kita masukan ke dalam kurungan, dimana kita memintanya aparat untuk memproses secara hukum," terangnya di Lobby Kantor DPRD DIY pada Kamis (23/5/2019).

Baca Juga: Berkat Jejak Digital Polisi Berhasil Ringkus Pelaku Penyebar Foto Brimob yang Dituding Polisi Asing

Menurutnya, dalam aksi yang dilakukan kemarin, sudah ada yang mendesain dan menyeting agar aksi yang dilakukan menjadi rusuh.

Yang mana kemudian elit politik tersebut membangun framing adanya kemenangan palsu.

"Tuntutan masyarakat meminta TNI-Polri menangkap dalang otak penyangga dana. Memang di sana ditemukan batu, ada yang dibayar, senjata dan yang lainnya. Ada narasi politik untuk menggerakkan massa, memang di dorong terjadinya korban untuk membangun keprihatinan massa," ungkapnya.

Catur Benyek Kuncoro, yang merupakan Dalang Muda menerangkan jika tokoh Sengkuni sendiri bagi dalang bukan lagi orang yang jahat, tapi sang maha julik.

Sengkuni menurutnya tidak berpikir tentang kemanusiaan, yang terpenting adalah cita-citanya bisa tercapai.

Baca Juga: Jadi Kenyataan! Inilah Ramalan Mama Lauren Soal Maia Estianty dan Irwan Mussry 8 Tahun Lalu

"Sengkuni ini haus akan kekuasaan, dari negara Gandara. Dalam cerita pewayangan berpasangan dengan Pendeta Durna, yang punya misi khusus tidak murni mengajarkan kebaikan tapi bernegosiasi," terangnya.

Nana Ke Justina, dari Je Justina, Ketua ASYB yang membacakan pernyataan mengungkapkan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada para keluarga korban yang meninggal dan meminya aparat untuk bisa menyusut tuntas penyebab kematian.

Selain itu, pihaknya juga mengecam keras sebagian elit politik yang tidak bertanggungjawab dan tidak punya jiwa kesatria dalam menerima hasil Pemilu dan justru memprovokasi atau menggerakkan massa untuk melakukan aksi kiat yang inskonstitusional.

"Kami mendukung sepenuhnya langkah-langkah pemerintah bersama TNI dan Polri dalam rangka menjaga serta memulihkan ketentraman umum."

"Mengajak semua komponen bangsa untuk bersikap tenang, tidak terpancing situasi dan mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa," terangnya. (TRIBUN JATENG.COM/ TRIBUNJOGJA.COM)

Baca Juga: Video Call dengan Anak di Sela Aksi 22 Mei, Anggota Brimob Ditawari Liburan Gratis ke Bali

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Siapa Sengkuni? Sosok yang Dituding Jadi Dalang Kerusuhan 22 Mei di Jakarta.

Editor : Yoyok Prima Maulana

Baca Lainnya