Tetapi para pekerja di sana bersikeras mengirim kembali sepatu ke markas Gucci di Italia untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Dua minggu kemudian, seorang pekerja Gucci menelepon saya dan mengatakan masalahnya bukan cacat produksi melainkan perilaku konsumen.
Mereka memberi saya dua pilihan. Satu, saya bisa mengambilnya kembali dan terus memakai sepatu itu; dua, mereka akan membantu saya menempelkan sol baru di sepatu, ”kata Lim.
Tetapi Lim menolak kedua opsi tersebut dan mengajukan keluhan resmi ke Tribunal for Consumer Claims Malaysia.
Baca Juga : Rusia Bersiap Aktifkan Avangard, Rudal 'Kiamat' 100 Kali Lipat Lebih Kuat dari Bom Hiroshima
Segera, dia menerima telepon dari Gucci Singapura yang memintanya untuk menarik kembali keluhan karena mereka ingin mengembalikan uangnya secara penuh.
Namun, Lim menolak melakukannya karena ia ingin menggunakan haknya sebagai konsumen.
Selama proses berlangsung, juru bicara dari Gucci mengklaim bahwa sepatu itu dalam kondisi sangat baik pada saat pembelian dan bahwa sol terbuat dari bahan kulit asli.
Oleh karena itu, Lim harus disalahkan karena merusak sepatu.
Namun, pejabat di tribunal menganggap tidak masuk akal sol sepatu mudah terkelupas karena Lim tidak berjalan di hutan ketika itu terjadi.
Juga, bagaimana solnya bisa sangat tipis jika benar-benar terbuat dari bahan kulit asli?