Pihak Inggris menemukan di puing-puing kota Surabaya dan di jalan-jalan 1.618 mayat rakyat Indonesia ditambah lagi 4.697 yang mati dan luka-luka.
Sedangkan menurut laporan dr. Moh. Suwandhi, Kepala Kesehatan Jawa Timur, jumlah yang dimakamkan secara massal di Taman Bahagia di Ketabang, di makam Tembokgede, di makam kampung-kampung di Kawatan, Bubutan, Kranggan, Kaputran, Kembang Kuning, Wonorejo, Bungkul, Wonokromo, Ngagel dan di tempat-tempat lain adalah 10.000 orang.
Dengan begitu dapat dipastikan bahwa sekitar 16.000 korban telah jatuh di medan laga Surabaya. Sementara tentara Inggris hanya kehilangan 618 serdadunya.
Baca Juga : Sisi Kelam Perjalanan Karir Pebulutangkis No. 1 Dunia, Diterpa Berbagai Skandal dari Judi hingga Foto Panas
Benarkah kita kalah? Secara hitungan nyawa, Indonesia memang kalah telak. Kerugian materialnya pun tak terkira.
Namun secara hakekat Merah Putih tidak kalah. Indonesia sama sekali tak pernah mengeluarkan bendera putihnya. Sang Saka tetap berkibar dihembus pengorbanan para syuhada dan martirnya.
Sekarang 72tahun perjuangan yang menguras darah dan air mata itu telah berlalu. Sang Saka Merah Putih masih berkibar gagah.
Jika sekarang kita masih terpecah belah gara-gara politik, apa kita tidak malu dengan para syuhada telah mengorbankan jiwa dan raganya?