Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

130 Orang Tewas, Arema VS Persebaya Pecahkan Rekor Laga Paling Mematikan Kedua dalam Sejarah Sepak Bola

Ervananto Ekadilla - Minggu, 02 Oktober 2022 | 11:38
129 Orang Tewas, Arema VS Persebaya Pecahkan Rekor Laga Paling Mematikan Kedua dalam Sejarah Sepak Bola.
(SURYA/Purwanto)

129 Orang Tewas, Arema VS Persebaya Pecahkan Rekor Laga Paling Mematikan Kedua dalam Sejarah Sepak Bola.

Suar.ID -130 Orang Tewas, Arema VS Persebaya Pecahkan Rekor Laga Paling Mematikan Kedua dalam Sejarah Sepak Bola.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan membuat nama Indonesia menjadi nomor dua di dunia, tetapi untuk hal yang benar-benar memprihatinkan.

Seusai laga Liga 1 antara Arema FCVS Persebaya, Sabtu (1/10/2022) di Stadion Kanjuruhan, kerusuhan pecah.

Sebagian oknum suporter tidak puas melihat Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya.

Sontak, mereka turun ke lapangan dan melakukan perusakan.

Untuk meredam massa, pihak keamanan menembakkan gas air mata.

Celakanya, gas air mata juga mengarah ke tribun penonton.

Tembakan gas air mata ini memperburuk keadaan.

Terjadi kepanikan massa yang menimbulkan munculnya korban jiwa.

DiberitakanAntara, Korban mengalami sesak napas.

Bahkan, ada pula yang terinjak-injak saat berdesakan keluar stadion dalam situasi panik.

Jumlah korban meninggal dunia dilaporkan sudah mencapai 130 orang.

Sementara itu, korban luka-luka sebanyak 180 orang.

Namun, jumlah ini diyakini bertambah.

Dengan jumlah korban jiwa sebanyak ini, tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) dipastikan jadi insiden sepak bola paling buruk di Indonesia.

129 Orang Tewas, Arema VS Persebaya Pecahkan Rekor Laga Paling Mematikan Kedua dalam Sejarah Sepak Bola.
Wikipedia

129 Orang Tewas, Arema VS Persebaya Pecahkan Rekor Laga Paling Mematikan Kedua dalam Sejarah Sepak Bola.

Tragedi Kanjuruhan bahkan kini tercatat sebagai insiden kerusuhan paling mematikan nomor dua dalam sejarah sepak bola dunia.

Berdasarkan Wikipedia, angka130 korban jiwa di Tragedi Kanjuruhan hanya kalah dari insiden di Estadio Nacional, Lima, Peru, pada 24 Mei 1964.

Ketika itu, Peru menghadapi Argentina dalam laga kualifikasi Olimpiade Tokyo.

Saat Peru tertinggal 0-1, gol mereka dianulir oleh wasit Angel Eduardo Pazos.

Keputusan itu memicu invasi suporter ke lapangan.

Mirip seperti Tragedi Kanjuruhan, polisi Peru lantas menembakkan gas air mata ke tribun penonton.

Sehingga, menciptakan kepanikan.

Dalam situasi panik, jatuh korban jiwa ketika penonton berdesak-desakan mencoba keluar dari stadion.

Insiden ini tercatat menimbulkan korban jiwa sebanyak 328 orang.

Angka korban jiwa Tragedi Kanjuruhan jauh lebih banyak daripada insiden kerusuhan yang paling terkenal di sepak bola dunia.

Tragedi Hillsborough dalam laga semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest pada 15 April 1989 mengakibatkan jatuhnya 97 korban meninggal dunia.

Baca Juga: 'Stop Pembohongan dan Pembodohan Publik', Netizen Menuding Juragan 99 Bukan Pemilik Asli Klub Bola Arema FC!

Source : Wikipedia Twitter Antaranews

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x