Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Benarkah DN Aidit Perokok? Begini Cerita Pemimpin PKI Itu Ketika Diwancara Oleh Intisari Pada 1964

Moh. Habib Asyhad - Jumat, 30 September 2022 | 09:36
Perdebatan soal apakah DN Aidit perokok berawal dari penggambaran dia dalam film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI. Intisari pernah wawancara DN Aidit
Kompas

Perdebatan soal apakah DN Aidit perokok berawal dari penggambaran dia dalam film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI. Intisari pernah wawancara DN Aidit

Katanya ini perlu baginya. Karena merupakan bahan perbandingan yang bermanfaat dalam “mengindonesiakan” partai komunis.

Kawan hidup Aidit seorang dokter spesialis atom untuk kesehatan tetapi juga seorang aktivis Gerwani. Namanya, nyonya dokter Tanti Aidit. Mereka kawin pada tahun 1948, rupanya di Solo.

“Sebenarnya anak saya 4, tetapi karena yang bungsu kembar jadi 5,” kata Aidit sambil menarik-narik kedua pipa celananya sampai-sampai ke atas lutut.

Tatkala nyonya Tanti mengadakan spesialisasi di Moskow, anak-anaknya turut serta. Dua anak perempuan yang tertua sekolah di sana sampai sekarang, 1 SM, 1 SD. Tiga yang di rumah semuanya lelaki. Dokter Tanti Aidit kini mengajar pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Aidit berkendaraan mobil mentereng Dodge hitam karena sebagai wakil ketua MPRS ia adalah Yang Mulia Menteri.

Dengan sendirinya tokoh seperti dirinya banyak pikiran dan pekerjaan. Namun tetap segar, jernih mukanya. Seminggu sekali sedapat-dapatnya ia berenang.

Kesehatan perlu bagi seorang pemimpin, “Kalau pemimpin sakit, bukan dia saja menanggung akibatnya, tetapi organisasi masyarakat.”

Politikus yang tak berolahraga menurut pendapatnya abnormal. Selama wawancara 2 jam itu, Aidit banyak minum, rokok, dan secangkir kopi pahit.

Ia pun gemar musik. Musik yang indah mampu melenyapkan keletihan tubuh. Tidur cukup 4 – 5 jam sehari. Asal betul-betul pulas.

Pernah karena kesibukan dalam MPRS ia tak tidur dua hari dua malam. Seorang politikus menurut pendapatnya seharusnya gemar juga akan kesenian.

Kesenian membantu perkembangan pribadi yang harmonis, perkembangan pikiran, dan perasaan.

Ia gemar kesusasteraan. Shakespeare misalnya. Karena sekalipun ia bukan seorang sosialis tetapi karya-karyanya melukiskan keadaan masyarakat pada zamannya.

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x