Kondisi itulah dimanfaatkan para simpatisan PKI.
Mereka menjadikan tempat itu sebagai basis berkumpul serta mengusir warga.
Apalagi, Sukitman tak tahu persis tempatnya.
Dibantu warga, pasukan RPKAD yang dipimpin Letda Sintong Panjaitan, Komandan Peleton 1/A Kompi Tanjung, Minggu, 3 Oktober 1965, menyisir seluruh tempat yang ada.
Beberapa kali mereka menemukan gundukan tanah yang diduga sebagai timbunan baru, tapi gagal.
Baru setelah itu, ada seorang warga menunjukkan tempat lain di bawah pohon pisang, berupa sumur tua yang sudah ditimbun dan disamarkan.
Yusuf adalah salah satu warga yang ikut menemukan dan menggali sumur maut itu.
Kala itu, Yusuf masih berusia 16 tahun.
Ia merupakan anggota hansip di Desa Lubang Buaya.
Kesaksian Yusuf ini diceritakan kembali kepada Drs. Imam Wardoyo dan Suharjo yang mewawancarainya pada 11 Juni 1999 di Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Video wawancara eksklusif ini diupload ke Youtube oleh Channel Kurator Museum.
Dalam wawancara itu, Yusuf bercerita, awalnya dia diminta lurah untuk membantu membetulkan jembatan.