Seperti kebakaran jenggot, Kementerian ESDM pun langsung meminta Vivo menaikkan harga BBM-nya.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji, menjelaskan, harga BBM Vivo yang turun disebabkan karena Vivo ingin menghabiskan stok BBM jenis Ron-89 mereka, yakni Revvo 89, hingga 2 bulan ke depan.
Tapi warga sudah terlanjur menyerbut SPBU Vivo karena terlanjur viral di media sosial.
SPBU Vivo, mengutip Kompas.com, berada di bawah bendera PT Vivo Energy Indonesia.
Ini adalah perusahaansektor hilir minyak dan gas bumi, yang resmi beroperasi di Indonesia sejak tahun 2017 lalu.
Dulu PT Vivo bernamaPT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI), namun kemudian berganti menjadi PT Vivo Energy Indonesia.
PT Vivo ternyata punya afiliasi dengan Vitol Group, penguasa minyak yang bermarkas di Swiss.
Vitol Group awalnya didirikan di Rotterdam pada 1966.
Tak hanya di Indonesia, SPBU Vivo juga ada di Belanda, Singapura, Inggris, Australia, dan negara-negara Afrika.
Soal cakupan, Vitol Group bisa dibilang salah satu perusahaan penyalur BBM terbesar di dunia.
Kabarnya, pada 2021 lalu, Vivo mendapatkan cuan sebesar279 miliar dollar AS.