Follow Us

Tak Ada Baku Tembak! Terbongkar Fakta Baru yang Ungkap Penyebab Brigadir J Meninggal Dunia di Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo

Adrie Saputra - Selasa, 09 Agustus 2022 | 13:01
Curiga Brigadir J cuma akting kesakitan hingga berlutut, Bharada E tak merasa kasihan hingga akhirnya lepaskan 2 tembakan dari jarak dekat.
Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra

Curiga Brigadir J cuma akting kesakitan hingga berlutut, Bharada E tak merasa kasihan hingga akhirnya lepaskan 2 tembakan dari jarak dekat.

Suar.ID - Bharada Richard Eliezer atau Bharada E mengaku menyesal telah menembak Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Brigadir J adalah sahabatnya sendiri di kepolisian, namun tekanan dari atasan membuatnya pasrah dengan keadaan.

Bharada E merasa bersalah karena membunuh rekannya sesama ajudan Irjen Ferdy Sambo.

Seperti diketahui dari KompasTV, keterangan itu disampaikan oleh Deolipa Yumara, kuasa hukum Bharada E saat dikonfirmasi Presenter Sapa Indonesia Malam Aiman Wicaksano, Senin (9/8/2022).

"Ya kalau dia melakukan pembunuhan kan (Pasal 338 Juncto 55-56 KUHP) berarti ada otak pelaku, ada yang mengerjakan juga. Dia sudah mengakui dan dia sudah merasa bersalah itu, betul, dia nyesel itu, nangis dia itu.” ucap Deolipa.

Kini teka-teki sejumlah luka yang ada pada tubuh mendiang Brigadir J perlahan mulai terbongkar ke publik.

Seperti yang diketahui, Kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyoroti luka di jari sebelah kanan kliennya.

"Jari kelingking, jari manis, itu patah-patah dan luka," ucap Kamaruddin.

Kala itu Kamaruddin menyakini luka-luka di jari Brigadir J bukan karena peluru.

"Entah siapa pelakunya?"

"Yang jelas bukan karena peluru," beber Kamaruddin.

Kolase Irjen Ferdy Sambo, Bharada E dan Brigadir J
IST

Kolase Irjen Ferdy Sambo, Bharada E dan Brigadir J

Muhammad Burhanuddin, kuasa hukum Bharada E atau Bharada Eliezer, menjelaskan penyebab luka di jari-jari Brigadir J.

Mulanya Burhanuddin menegaskan tidak ada baku tembak antara kliennya dengan Brigadir J, di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Proyektil peluru di lokasi kejadian, kata Burhanuddin, hanya alibi dari atasan Bharada E untuk mengarang cerita.

Bharada E mengaku pistol Brigadir J, HS-9 buatan Kroasia diambil oleh atasannya.

Sang atasan lalu memakainya untuk menembak ke jari kanan korban dan tembok.

Kamaruddin Simanjuntak, pengacara Brigadir J sempat mengungkap keyakinannya soal kematian kliennya. Keyakinannya itu kini terbukti setelah Bharada E blak-blakan ungkap misteri di balik kematian Brigadir J.
(Kolase TribunJakarta)

Kamaruddin Simanjuntak, pengacara Brigadir J sempat mengungkap keyakinannya soal kematian kliennya. Keyakinannya itu kini terbukti setelah Bharada E blak-blakan ungkap misteri di balik kematian Brigadir J.

"Jadi senjata almarhum yang tewas itu dipakai untuk tembak jari kanan itu, bukan saling baku tembak," ungkap Burhanuddin saat dikonfirmasi, Senin (8/8/2022).

Tembakan ke beberapa dinding rumah Irjen Ferdy Sambo dilakukan supaya ada kesan terjadi baku tembak di sana.

Namun, Burhanuddin tidak menyebutkan berapa jumlah peluru yang diletuskan kliennya ke arah dinding dan tubuh Brigadir J.

"Ya nanti pengembangan penyidikan, itu terlalu delik kalau saya itukan, ribet saya," paparnya.

Melansir dari TribunJakarta.com, Bharada E menembak Brigadir J atas perintah atasannya.

Kata Burhanuddin, di bawah tekanan, kliennya mau tak mau menembak Brigadir J.

Setelah menembak, Bharada E langsung keluar rumah dinas dan tak mengetahui kejadian setelah itu.

Baca Juga: 'Silent Lama-lama Suka Dimanfaatkan' Bak Lelah Nathalie Holscher Mendadak Sindir Kerap Dimanfaatkan karena Hal Ini, Sindir Siapa?

Source : KompasTV

Editor : Suar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular