Akhir November 2005, terdapat tiga amblasan jilid dua, yaitu antara Km 91+600 – 91+925, yang berada di wilayah Pasir Honje.
Akibatnya, jalan tol itu sempat ditutup sementara.
Kabar ini tentu mengejutkan masyarakat pengguna jalan.
Karena, menyangkut keselamatan mereka.
Hal ini dibenarkan Dr. Adrin Tohari, geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang sempat mempelajari areal di sekitar lokasi amblasan.
“Patahnya kemungkinan akibat pergerakan tanah,"
"Tapi, tidak terdeteksi sebelumnya."
"Jadi ketika air menumpuk, terjadi lubang besar di dalam,” demikian analisisnya, melansir Intisari.
Jika tidak tersalurkan, akumulasi air memang bisa jadi biang kerok amblasan di wilayah batuan sedimen.
Apalagi, susunan batuan di TKP (tempat kejadian perkara) terdiri atas endapan vulkanik berupa tufa.
Lalu di bawahnya, aluvial purba (bekas aliran sungai purba).
Sedangkan paling dasar, barulah batuan lempung.