Umur batuan muda, sekitar lima juta tahun, membuat sifat pergeserannya tinggi alias gampang longsor.
Longsoran-longsoran kecil bahkan sudah terjadi jauh sebelum pembangunan dilakukan.
Masalah mulai timbul ketika batuan lempung yang dikupas kemudian terpapar udara atau air hujan.
Kandungan mineral monmorilonit di dalam batuan akan mengembang.
Apalagi, kadar monmorilonit di dua wilayah itu tergolong tinggi, bahkan di atas 50%.
Batuan Lempung Subang dan Batuan Lempung Purwakarta seperti dibangkitkan dari tidur panjangnya.
Namun entah, keputusan yang belakangan diambil justru menimbun wilayah yang labil itu.
Timbunan setinggi 35 m dan menghubungkan dua bukit itu konon merupakan yang tertinggi di Indonesia.
Masalahnya, berdasarkan pengamatan Dr. Imam Sadisun, geolog dari Institut Teknologi Bandung, wilayah sekitar Pasir Munjul sebenarnya masih menyimpan potensi longsoran.
Bahkan sifatnya multiple succesive sliding, atau kumpulan longsoran kecil di dalam sebuah longsoran besar yang ujungnya di sistem lembah terbawah yaitu di sungai.
Yang jelas, hanya tiga bulan sejak diresmikan, prestasi Cipularang sudah tercoreng.
Ruas jalan di Km 91+400 wilayah Dusun Batu Datar didapati amblas sedalam 50 cm.