Timor Resources mendapatkan kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) oleh regulator Timor Lorosa’e ANPM pada Juni 2017.
Atas nama mitra usaha patungan TimorGap, yaitu perusahaan minyak nasional negara tersebut, Timor Resources mengoperasikan PSC tersebut.
Dua survei seismik di seluruh areal telah mereka selesaikan pada tahun 2018 dan 2019.
“Pengeboran adalah waktu yang sangat menyenangkan bagi bangsa karena ada harapan tinggi bahwa ini akan menjadi kampanye yang sukses,” jelas Osborne.
“Prospektifikasi daratan Timor Leste telah lama dibahas tetapi masih belum tergali. Sumur terakhir dibor di tanah itu pada tahun 1972, dan itulah penemuan di areal ini,” kata Osborne.
Secara historis, empat sumur telah dibor di wilayah kontrak perusahaan TL-OT-17-08.
“Tahun 1969 sampai 1972 ada penemuan minyak tapi diboar tanpa seismik. Mereka dibor berdasarkan rembesan minyak di permukaan dan bukan pada strukturnya,” tambah Osborne.
Menurut Timur Resources, sumur eksplorasi Karau memiliki peluang keberhasilan geologis sebesar 26%.
Pengeboran tersebut dilakukan setelah kampanye seismik 2D yang selesai pada tahun 2019.
Setelah itu, sumur kedua dan ketiga akan dibor sebagai bagian dari kampanye back-to-back.
Sumur kedua dimulai pada 21 November dan sumur ketiga akan dibor pada minggu pertama pada minggu pertama Februari 2022, jelas Osborne.
Sumur eksplorasi ini menargetkan jenis permainan geologis yang berbeda.