Menurut Dokumen Kementerian Luar Negeri Selandia Baru, ini sangat berbahaya.
Ladang minyak yang semakin menipis membuat negara itu semakin kehabisan sumber pendapatannya.
Belum lagi proyek pembangunan yang diprediksi akan memakan uang dalam jumlah besar, dan utang yang cukup tinggi dari China.
"Lebih dari 75 persen sumber daya di ladang Bayu-Undung dan Kitan telah habis," kata dokumen kementerian itu.
"Sejak 2012 (pendapatan minyak dan gas) mengalami penurunan," katanya.
"Pada 2014, pendapatan minyak dan gas memberikan pendapatan 40 persen lebih rendah kepada pemerintah Timor Leste dibandingkan pada 2013," imbuhnya.
Pada tahun 2014, dana minyak bumi menyumbang 93 persen dari total pendapatan negara.
Bak besar pasak daripada tiang, pemerintahTimor Leste justru menghabiskan dua kali pendapatan sebenarnya dari dana tersebut setiap tahun sejak 2008.