Sebagaimana dirinci dalam artikel Charles Scheiner, peneliti di La'o Hamutuk, Institut Pemantauan dan Analisis Pembangunan Timor-Leste, yang berjudul 'Survei ekonomi Timor-Leste: Akhir dari pendapatan minyak bumi'.
Dalam penelitian tersebut tertulis, para pemimpin negara Timor Leste mengelola aliran masuk pendapatan minyak bumi dengan baik, menghindari korupsi, kekerasan, kriminalitas, dan inkonstitusionalitas yang signifikan.
Namun, beberapa konsekuensi negatif dari ketergantungan minyak tidak dapat dihindari.
Ekonomi bergantung pada impor, produksi lokal minimal, lapangan kerja langka dan hanya kelas menengah serta atas perkotaan yang dapat menikmati manfaatnya.
Sebagian besar uang minyak telah membayar perusahaan asing untuk membangun proyek infrastruktur besar.
Namun kehidupan pedesaan, mayoritas pertanian hampir tidak membaik.
Hanya sebagian kecil dari pendapatan minyak bumi yang telah digunakan untuk mendukung kehidupan masyarakat dan produktivitas masa depan.
Kondisi ini sedikit lebih baik daripada tahun 1990-an, tahun-tahun terakhir pendudukan militer Indonesia.
Kebanyakan orang terus bertahan hidup dengan pertanian subsisten.