(Oh Zen ku yang manis.
Rasa sakit di lenganku karena harus terus menggendongmu perlahan memudar.
Pengingat yang menyakitkan bahwa kamu tak lagi di sini.
Aku melihat ke kursi belakang saat mengemudi hanya untuk menyadari, kaca mobil tak lagi bisa memantulkan wajahmu.
Ketika ibu menutup pintu terlalu keras, aku biasanya menahan napas, takut tangisan lembutmu akan menyusul.
Tapi hal itu tak lagi terjadi.
Keheningan yang justru memekakkan telinga.
5 bulan terakhir kita sudah melalui ini bersama-sama.
Kita bak berlari estafet.
Gelombang energi memenuhi tubuh ibu dan kegembiraan murni terpancar dari ibu saat membersamaimu.
Kita ada tim yang solid, bertekad untuk menyelesaikan pertarungan ini.
Tapi sekarang, rasanya tak tertahankan saat ibu harus berlari tanpamu, ibu tidak bisa.