Suar.ID - Beberapa waktu lalau di Takengon, Aceh heboh kabar soal anak yang merupakan PNS menggugat ibu dan saudaranya sendiri ke pengadilan.
Ia menggugat terkait urusan harta warisan.
Nama PNSyang diketahui bernama Asmaul Husna ini pun langsung jadi buah bibir.
Asmaul Husna ini pun dianggap sebagai anak durhaka gegara menggugat ibu kandungnya.
Selama ini diam, Asmaul Husna cuma diam kendati namanya jadi gunjingan.
Namun, kini ia pun angkat bicara soal kasus ini.
Dilansir Serambinews.com, pada Sabtu (4/12) di kediamannya, Asmaul Husna pun membeberkan kronologis serta latar belakang mengenai gugatan yang ia layangkan ke Pengadilan Negeri (PN) Takengon.
Asmaul Husna juga menjelaskan secara panjang lebar mengenai polemik yang sedang menimpanya dan keluarga besarnya.
“Mungkin klarifikasi saya, sudah sangat terlambat.
"Tapi sudah menjadi komitmen sejak awal, karena saya akan mengklarifikasi setelah ada putusan pengadilan.
"Apapun itu keputusannya, walaupun akhirnya tidak berpihak ke saya,” keluh Asmaul Husna.
Selanjutnya, Asmaul Husna mengungkapkan pertimbangannya melayangkan gugatan ke PN Takengon karena sebelumnya pihak ibu serta beberapa saudara kandungnya yang terlebih dahulu mengunggatnya.
Ia digugat ke Mahkamah Syar'iah terkait dengan harta warisan.
“Saudara kandung saya, dua kali lebih dulu melayangkan gugatan ke Mahkamah Syar’iyah terkait dengan harta warisan itu.
"Padahal, pengalihan kepemilikan rumah kepada saya sudah didasari kesepakatan seluruh saudara-saudara saya, termasuk juga ada ibu saat itu,” paparnya.
Saat disinggung soal mengenai kesan negatif terkait dengan perbuatannya melawan ibu kandung gegara warisan, Asmaul Husna sendiri nampak sempat terdiam.
Sambil menghela nafas panjang dan dengan mata berkaca-kaca, ia akui sama sekali tak ingin melawan ibu kandungnya sendiri.
“Orang tua itu yang nomor satu. Tidak ada bandingannya dimana pun.
"Jangankan yang masih hidup, yang sudah tiada pun harus kita hormati. Ibu saya tetap menjadi ibu.
"Upaya yang saya lakukan, hanya ingin meluruskan kekeliruan yang terjadi, justru bukan untuk melawan ibu kandung saya,” ucap Asmaul Husna.
Ia pun berandai-andai kalau pengadilan memutuskan gugattannya diterima serta rumah yang menjadi objek utama gugatan sah menjadi miliknya, ibu kandungnya, Kausar ini akan tetap tinggal bersama di rumah tersebut.
“Saya merupakan anak tertua dan akan menjadi pengganti bapak untuk merawat ibu,” sebut Asmaul Husna.
Selain itu, ia menyesalkan dengan kabar yang beredar selama ini hingga dinilai oleh publik sebagai anak yang melawan ibu kandung.
Padahal, upaya yang dilakukannya ini untuk memperbaiki kekeliruan yang terjadi di keluarga besarnya.
“Saya meyakini, ada adik-adik saya yang sengaja menjual nama ibu, sehingga terkesan, saya berseteru dengan ibu. Cerita sebenarnya tidak begitu,” paparnya.
Berkaitan dengan adanya cap dari masyarakat yang memberikan cap sebagai anak durhaka, Asmaul Husna akui sama sekali tak menyalahkan masyarakat.
Ia bahkan mengaku kalau berada di posisi masyarakat akan memiliki pandangan yang serupa.
“Saya sendiri yakin, saya tidak melakukannya.
"Tapi juga saya anggap sebagai hukuman maupun konsekuensi dari sebuah upaya dalam mendapatkan hak yang memang awalnya sudah disepakati bersama.
"Munculnya berita ini kan karena saudara saya sendiri yang menyebarkannya,” ungkap Asmaul Husna.
Sebelumnya, perseteruan antara Asmaul Husna dengan ibu serta beberapa saudara kandungnya ini sudah berproses di PN Takengon dengan putusan gugatan tak diterima.
Asmaul Husna pun akui masih pikir-pikir untuk menempuh upaya hukum lain.
“Kami juga sedang mencermati dan mempelajari untuk upaya hukum lain.
"Sebagai warga negara tentu diberikan hak untuk menempuh upaya hukum lain, jika memang putusan sebelumnya dirasa kurang memuaskan. Intinya, kita lihat dulu nanti,” terang Asmaul Husna.
Kini Asmaul Husna berharap karena persoalan ini sudah mengusik banyak orang, apalagi profesinya sebagai seorang PNS hingga ia mengajak saudara-saudara kandungnya untuk berhenti berbuat mengucilkan dirinya.
“Sejelek apapun, mereka tetap adik adik dan saya tetap kakak mereka.
"Jadi, mohon demi orang tua kita, marilah berdamai serta jujur dengan hati masing-masing karena masih ada ibu yang harus dijaga dan dirawat bersama,” pungkanya.