Suar.ID - Rela hamil hingga kena kanker, seorang istri hancur hati tahu perlakuan sang suami.
Sakit hati sampai dibawa mati, itulah yang dialami seorang istri asal Hunan, China bernama Duong Lang Van.
Duong Lang Van dinyatakan terkena kanker stadium akhir saat mengandung anak pertamanya.
Padahal usia kandungan Duong Lang Van kala itu sudah menginjak delapan bulan. Kondisi Duong Lang Van saat terbaring di rumah sakit pun sangat memilukan.
Mengutip dari eva.vn, Senin (6/12/2021), Tubuh Duong tampak kurus kering padahal ia sedang hamil.
Pelipis dan pipinya terlihat cekung. Sekujur tubuhnya hanya tinggal tulang yang berbalut kulit.
Di tengah rasa sakit akibat kanker, hati Duong Lang Van justru dibuat hancur dengan perlakuan sang suami.
Bahkan dokter dan keluarga pun tak menyangka suami Duong, Peng Jiangping bisa melakukan hal tersebut sebagai seorang suami dan ayah.
Sebelum menikah dengan Peng Jiangping, Duong diketahui sempat berpacaran dengan seorang pria di Guangdong.
Sayang kisah cinta itu tak berjalan mulus.
Setelah ditinggal sang kekasih menikah, Duong pun memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.
Sementara itu, Peng Jiangping rupanya baru saja bercerai dari istri pertamanya dan membawa anak semata wayangnya.
Bertemu dengan Duong, Peng merasa jatuh hati. Hingga akhirnya Duong dan Peng Jiangping menikah.
Tak hanya mencintai Peng Jiangping, Duong juga menyayangi anak tirinya dengan sepenuh hati.
Kehidupan Duong dan Peng pun diliputi rasa bahagia.
Hingga di suatu ketika, Duong yang sudah lanjut usia memutuskan untuk mewujudkan impian sang suami memiliki anak perempuan.
Hingga akhirnya Duong pun hamil dan sudah merancang nama anak mereka nantinya adalah 'Peng Ren Ai' yang artinya anak lahir dalam cinta.
Namun siapa sangka, kehamilan Duong justru membuatnya merasakan sakit yang luar biasa.
Selama hamil, Duong kerap kali merasakan tidak enak badan.
Namun ia tak mempermasalahkannya dan mengira hal itu biasa dialami oleh wanita hamil.
Hingga di usia lima bulan kehamilan, Duong didiagnosis mengidap kanker stadium akhir.
Duong pun diminta untuk mengakhiri kehamilannya.
Namun lagi-lagi ia bersikeras untuk bisa melahirkan buah hatinya sebagai bukti cinta pada sang suami.
Namun rupanya perjuangan Duong justru dibalas menyakitkan oleh sang suami.
Peng Jiangping yang dulunya sangat perhatian kini berubah setelah tahu sang istri terkena kanker.
Bukannya membawa istri ke rumah sakit, Peng justru memulangkan Duong ke rumah orangtuanya.
Bahkan ia tak pernah membalas pesan singkat atau pangilan telepon dari Duong.
Puncaknya saat kondisi Duong makin mengkhawatirkan, sang dokter lantas meminta persetujuan dari Peng.
Sang dokter bertanya pada Peng untuk menyelematkan ibu atau bayinya.
Siapa sangka jawaban Peng justru membuat sang dokter syok dan ikut hancur.
Bukannya memilih menyelamatkan istri atau bayinya, Peng justru mengatakan tak ingin dua-duanya selamat.
"Baik istri maupun anak, saya tidak membutuhkannya." kata Peng pada dokter.
Setelah mengatakan itu Peng pun menangis.
Ia meratapi hidupnya yang tidak kaya dan sulit untuk menghidupi keluarganya.
Peng menganggap dirinya miskin hingga tidak akan bisa membiayai perawatan istri.
Selain itu Peng juga masih memiliki satu anak dari pernikahannya sebelumnya.
Menurut Peng ia tidak akan bisa menghidupi dua anak dengan kondisinya yang msikin.
Tak hanya itu, Peng juga menyalahkan Duong lantaran nekat hamil hingga membuatnya mengidap kanker.
Setelah itu, Peng pun langsung pergi menghilang tanpa memberi kabar.
Mendengar kata-kata suaminya, Duong merasa sangat hancur hati.
Ia tak menyangka suami yang ia cintainya telah berubah menjadi orang yang jahat.
Duong lantas meminta kepada keluarganya untuk menyelamatkan anaknya dengan segala cara.
Ia bahkan rela mempertaruhkan nyawanya agar sang anak bisa lahir ke dunia.
Dengan sisa kekuatan yang ada, akhirnya Duong melahirkan bayi perempuannya dengan berat hanya 1,8 kg.
Nahas 10 jam setelah melahirkan, Duong akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Ia meninggal dunia dengan membawa rasa hancur hati yang besar pada suaminya.
Namun setidaknya Duong bisa merasa bahagia lantaran telah memberi kesempatan hidup untuk bayinya.