Menurut kesaksian, beberapa pekerja menduga benda menyerupai pocong ini digunakan untuk menyantet orang.
"Kayaknya ini untuk memisahkan orang.
"Karena dikubur di lokasi berbeda," tutur warga yang enggan disebutkan namanya.
Untuk informasi tambahan, perantara santet menggunakan media seperti pocong ini juga sempat terjadi di Myanmar.
Tepatnya pada tanggal 18 Februari 2021, sekelompok massa melakukan unjuk rasa anti kudeta dengan perantara santet.
Berkumpul di sebuah acara ritual di Kota Kuno Bagan, ratusan Massa meminta petunjuk dan permohonan untuk melawan pertempuran dengan militer di Myanmar.
Melansir dari Asssoicated Press via Kompas TV, penentang kudeta militer berbondong-bondong ke kuil abad ke-13 yang ada di situs kuno kota Bagan untuk mengutuk orang yang memimpin penggulingan pemerintah yang dipilih secara demokratis pada 1 Februari yaitu Jenderal Senior Min Aung Hlang.
Ritual ini pun lantas berakhir ketika massa yang hadir menginjak-injak pocong yang berbentuk seperti patung-patung kecil berwarna hijau ini di tanah.