Pada proses autopsi yang kedua ini, tim forensik mencoba meneliti bagian jari-jari korban untuk mencari petunjuk lanjutan dalam proses penyidikan.
"Sambil memeriksa sidik jari, kita lihat juga tanda-tanda di tubuhnya.
Kalau ada perlawan, misalnya mencakar, memukul atau mencubit pelaku itu terlihat dari epitel yang tertinggal di kuku korban," ujar dr Hastry
Hasilnya pun masih menguatkan pada hasil forensik yang pertama bahwa Tuti Suhartini diserang saat tidur sehingga tidak ada perlawanan.
Sedangkan tim forensik menemukan beberapa temuan bahwa ada perlawanan yang dilakukan oleh Amalia Mustika Ratu ketika terjadi penyerangan.
Terlepas dari semua itu, dr. Hastry juga mengungkapkan bahwa petunjuk dari hasil forensik merupakan petunjuk emas dalam proses penyidikan.
"Kita cari petunjuk lain di tubuh jenazah. Dari seluruh kasus pembunuhan, tubuh manusia itu menyimpan petunjuk yang luar biasa. Petunjuk emas," ujar dr. Hastry.
Terlebih saat proses autopsi yang pertama dr. Hastry berlum dilibatkan bersama tim forensik.
Ia hanya mengantongi hasil saja sehingga ia merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui autopsi yang kedua ini.