Namun, dari sekian pemeriksaan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Amalia mengalami kekerasan atau pelecehan seksual berupa rudapaksa.
Meski nampak bersih dari jejak, Adrianus menyebutkan bahwa tidak ada tindak kejahatan yang bisa sempurna.
Sebisa apa pun pelaku membersihkan jejak dirinya sebelum lari, tetap ada bukti tertinggal di TKP yang bisa menjadi petunjuk proses penyelidikan.
Salah satu bukti yang sulit dihapus adalah jejak digital yang juga saat ini sedang dalam proses pemeriksaan.
"Tapi saya yakin tidak ada kejahatan yang sempurna, akan ada saja yang tertinggal, dimana kemudian polisi dapat mengeksplorasi. Salah satu diperkirakan tidak dapat diganti, dihapus dengan begitu saja adalah jejak digital," pungkasnya.
Terkait jejak digital yang mencurigakan sejauh ini adalah hilangnya ponsel Amalia berikut lenyapnya unggahan di akun Instagramnya.
Meski begitu, pihak kepolisian belum bisa membagikan hasil terkini terkait pemeriksaan pada ponsel tersebut.
"Itu masalah hilang atau tidaknya (Hp korban) saya belum monitor, tapi hasil-hasil tersebut menjadi konsumsi penyidik, kita tidak bisa menyampaikan kepada umum hasil-hasilnya, tapi penyidik masih mendalami, menganalisa hasil-hasil yang didapat," ucap Erdi A. Chaniago selaku Kabid Humas Polda Jabar.