Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Begini Wawancara Eksklusif Intisari Dengan DN Aidit, Pemimpin PKI, Di Kantornya Pada Pertengahan 1964, Setahun Sebelum Geger 30 September 1963, Tempat Nikahnya Jadi Sorotan

None - Minggu, 01 Agustus 2021 | 15:27
Majalah Intisari pernah berkunjung ke kantor CC PKI di Jalan Raya Kramat, Jakarta Pusat, pada awal 1964, dan mewawancarai D.N. Aidit.
LIFE

Majalah Intisari pernah berkunjung ke kantor CC PKI di Jalan Raya Kramat, Jakarta Pusat, pada awal 1964, dan mewawancarai D.N. Aidit.

Kesehatan perlu bagi seorang pemimpin, “Kalau pemimpin sakit, bukan dia saja menanggung akibatnya, tetapi organisasi masyarakat.”

Politikus yang tak berolahraga menurut pendapatnya abnormal. Selama wawancara 2 jam itu, Aidit banyak minum, rokok, dan secangkir kopi pahit.

Ia pun gemar musik. Musik yang indah mampu melenyapkan keletihan tubuh. Tidur cukup 4 – 5 jam sehari. Asal betul-betul pulas.

Pernah karena kesibukan dalam MPRS ia tak tidur dua hari dua malam. Seorang politikus menurut pendapatnya seharusnya gemar juga akan kesenian.

Kesenian membantu perkembangan pribadi yang harmonis, perkembangan pikiran, dan perasaan.

Ia gemar kesusasteraan. Shakespeare misalnya. Karena sekalipun ia bukan seorang sosialis tetapi karya-karyanya melukiskan keadaan masyarakat pada zamannya.

Amir Syarifuddin suka juga membaca Shakespeare. Sobron Aidit seorang sastrawan terkemuka adalah saudara kandungnya. Jamak kalau Aidit pun menyukai puisi.

Dulu ia beranggapan untuk politik cukup mengetahui sosiologi. Itu sebabnya ia membaca banyak buku sosiologi di museum. Itu tak benar, harus ditambah dengan ekonomi dan politik.

Orang berpolitik harus belajar banyak. Mengambil keputusan-keputusan politik hanya berdasarkan surat kabar atau majalah tidaklah cukup.

Karena itu kader-kader PKI sendiri diwajibkan mengikuti pelajaran. Untuk itu dibuka Akademi-akademi seperti Akademi Ali Archam, Dr. Rivai, Dr. Ratulangi, dll.

Kalau kader-kader PKI militan dan semangat itu karena mereka telah mendapat pendidikan, latihan, dan contoh dari pimpinan.

Seorang kader yang mengeluh tentang beban sandang pangan dewasa ini, misalnya, harus insaf bahwa rakyat banyak yang ia bela lebih sulit keadaannya.

Source : Majalah Intisari

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x