"Abis itu kepikiran gini. Aduh ini udah dua kali cerai, udah pakai hijab udah naik haji. Masih gak benar juga hidup saya.
Akhirnya saya bilang pada nenek dan ibu saya mau riset program," katanya lagi.
Desy beranggapan bahwa dirinya telah menjadi pribadi yang gagal karena baginya orang yang berjilbab harus menjadi lebih baik dan berusaha untuk tak gagal.
Berangkat dari pengalamannya itu, akhirnya Desy memutuskan untuk melepas jilbabnya.
Tak sampai disitu, saat hendak memasuki bulan Ramadhan dirinya kembali mempertanyakan tentang kesiapannya untuk mengenakan hijab.
Saat ia merenung, terpikir dalam benaknya bahwa mengapa berhijab mesti menunggu hadirnya suami dan bukankah seharusnya keinginan tersebut dimulai dari keyakinan diri sendiri.
Kemudian ketika malam tiba, Desy meminta izin pada nenek dan ibunya untuk kembali mengenakan hijab.