Follow Us

Ngamuk Nekat Bacok Istri Sampai Tewas, Kakak Kandung Korban Beber Iparnya Sering Ngamuk jika Tak Dibelikan Benda Ini: Bukannya Berubah Malah Tambah Parah

Rahma Imanina Hasfi - Senin, 19 April 2021 | 17:06
Ilustrasi jenazah.
Kompas.com

Ilustrasi jenazah.

Suar.ID - Inilah sosok suami yang tega menganiaya istrinya hingga tewas di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Pelaku kerap meminta istrinya untuk membelikan sabu-sabu.

Jika korban menolak, maka pelaku akan memukuli korban berkali-kali.

Diketahui, pria (suami) itu bernama Musdar (28).

Kesehariannya sebagai buruh penombak kelapa sawit di sebuah perusahaan sawit Desa Tabur Lestari, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Takut Kalau-kalau Terjadi Pernikahan Sedarah, Sandy Harun Tegaskan Putrinya Darah Daging Tommy Soeharto | Selalu Minta Jatah Berhubungan, Istri Yang Kelelahan Usai Lahirkan Anak Ketiga Ini Nekat Bacok Suami

Sementara sang istri Riskawati (29), seorang ibu rumah tangga.

Saat dikonfirmasi, kakak kandung korban, Risnawati (30), mengatakan, semasa hidupnya, sang suami kerap kali meminta sang istri untuk membelikannya sabu-sabu.

Apabila hal itu tak dilakukannya, sang suami marah besar hingga memukulnya berkali-kali.

"Almarhumah (Riskawati), sering membelikan sabu suaminya agar dia tenang dan tidak memukul lagi.

Tapi bukannya berubah malah tambah parah sampai adik saya dibunuh seperti itu," kata Risnawati kepada TribunKaltim.co, Minggu (18/04/2021).

Risnawati mengaku, hampir 7 bulan ini, hubungannya dengan almarhumah layaknya bukan saudara kandung.

Pasalnya ia sempat dilaporkan ke Polisi oleh adik kandungnya sendiri (almarhumah) atas kehendak dari iparnya (suami/ pelaku) sendiri. Bahkan disertai ancaman kepada almarhumah.

"Sudah 7 bulan kami tidak saling komunikasi. Ada permasalahan pribadilah. Suaminya itu ngancam mau ceraikan adik saya kalau dia nggak mau laporkan saya ke Polisi bahkan mau pukul adik saya," ucapnya.

Menurutnya, kabar sang adik dibunuh olen suaminya itu, ia peroleh dari tetangganya.

Baca Juga: Selalu Minta Jatah Berhubungan, Istri yang Kelelahan dan Stres usai Melahirkan Anak Ketiga Ini Nekat Bacok Suami Sendiri dengan Kapak, Polisi: Dia Tetap Melayani Suaminya meski Stres dan Terjadilah

Lantaran, rumah almarhumah terletak cukup jauh dari rumah Risnawati.

"Rumah kami berjauhan sekira 3 kilometer dari rumah. Pada saat itu sekira pukul 16.00 Wita, ada telepon masuk dari tetangga.

Saya nggak dengar deringan telepon masuk. Pas ke luar rumah, tetangga teriak panggil saya, risna...risna adikmu si bolong meninggal diparangi suaminya. Panggilan akrab almarhumah itu bolong.

Mendengar itu saya syok. Saya coba tenangkan diri lalu telepon mama, ngasih kabar ke kampung. Setelah itu saya ke TKP sama adik kandung saya laki-laki.

Waktu ke sana saya dapati almarhumah sudah ditutupi mayatnya sama 2 petugas Polisi.

Saya hanya bisa saksikan dari bawah rumah, banyak darah berceceran di depan pintu rumah almarhumah," ujarnya.

Almarhumah merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara. Terdiri dari laki-laki 2 orang dan perempuan ada 3 orang.

Ia memiliki 3 saudara kandung di Sei Menggaris termasuk Risnawati, sementara 2 saudara lainnya tinggal di Sulawesi bersama kedua orang tua dan 4 orang anaknya.

Keempat anaknya saat ini dirawat orang tuanya di Sulawesi.

Anak-anak pertama, laki-laki berumur 10 tahun. Anak kedua berumur 7 tahun. Anak ketiga berumur 5 tahun dan bungsu berumur 2 tahun.

Baca Juga: Anak Durhaka! Pria ini Nekat Bacok Ayah Kandungnya Sendiri Hingga Tewas Cuma Gegara Dihidangkan Makanan Sahur Terlalu Asin, Polisi: Pelaku Merasa Mau Diracun

"Almarhumah pulangkan anaknya ke kampung tahun lalu. Sudah empat kali dia kirimkan uang buat anaknya itu. Persoalan KDRT sudah terjadi kepada almarhumah sejak punya anak 1."

"Jadi bukan almarhumah saja dipukul, anaknya pun sempat beberapa kali kena pukul bapaknya itu. Permasalahan terakhir almarhumah dengan sang suami yang tau persis itu mama di kampung," tuturnya.

Risnawati menuturkan, sebelum kejadian itu, almarhumah sempat kabur dari sang suami dan hendak pulang ke kampung halaman.

Namun, niat pulang kampung itu batal seketika, saat suaminya membujuknya untuk kembali bahkan sempat mengancam untuk membunuhnya jika ia pergi.

"Ada 3 hari almarhumah di Nunukan tanpa sepengetahuan sang suami. Karena takut kalau dia izin pasti dipukul. Sebelum kabur dari rumahkan dia dipukul sampai biru dilehernya. Almarhumah bermalam di penginapan karena nggak ada sanak keluarga di Nunukan.

"Suaminya menelpon terus dan sempat mengatakan begini, 'di manapun kau berada saya akan cari dan bunuh kau'. Mungkin luluh dengan bujuk rayu suaminya, akhirnya tiket kapal yang sudah dia beli dikembalikan ke penjual tiket lagi," ungkapnya.

Hal terakhir yang sempat menjadi curhatan oleh almarhumah kepada ibunya melalui telepon seluler yakni kondisinya yang sudah tak tahan lagi akibat perlakuan sang suami yang kerap kali memukulnya.

"Mama sempat ngomong ke saya, kalau adik saya sudah tidak tahan lagi dipukul dengan suaminya. Setiap marah pasti dia pukul. Sering sekali melapor ke Polisi."

"Tapi hanya sebatas dimediasi lalu diulangi kembali. Almarhumah sering dipukul di kepala sampai memar, leher dan bahu juga kena. Kadang jidatnya bengkak."

"Sebelum kembali ke Sei Menggaris, almarhumah sempat telepon tetangganya, kalau dia takut masuk ke Sei Menggaris. 'Jangan sampai aku mati seperti ayam dipotong'. Itu perkataan terakhir almarhumah ke tetangganya," imbuhnya.

Baca Juga: Tak Terima Dipuji Ganteng, Pria Ini Tega Bacok Teman Kosnya hingga Tewas

Source : TribunKaltim.co

Editor : Suar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular