Keempat anaknya saat ini dirawat orang tuanya di Sulawesi.
Anak-anak pertama, laki-laki berumur 10 tahun. Anak kedua berumur 7 tahun. Anak ketiga berumur 5 tahun dan bungsu berumur 2 tahun.
"Almarhumah pulangkan anaknya ke kampung tahun lalu. Sudah empat kali dia kirimkan uang buat anaknya itu. Persoalan KDRT sudah terjadi kepada almarhumah sejak punya anak 1."
"Jadi bukan almarhumah saja dipukul, anaknya pun sempat beberapa kali kena pukul bapaknya itu. Permasalahan terakhir almarhumah dengan sang suami yang tau persis itu mama di kampung," tuturnya.
Risnawati menuturkan, sebelum kejadian itu, almarhumah sempat kabur dari sang suami dan hendak pulang ke kampung halaman.
Namun, niat pulang kampung itu batal seketika, saat suaminya membujuknya untuk kembali bahkan sempat mengancam untuk membunuhnya jika ia pergi.
"Ada 3 hari almarhumah di Nunukan tanpa sepengetahuan sang suami. Karena takut kalau dia izin pasti dipukul. Sebelum kabur dari rumahkan dia dipukul sampai biru dilehernya. Almarhumah bermalam di penginapan karena nggak ada sanak keluarga di Nunukan.
"Suaminya menelpon terus dan sempat mengatakan begini, 'di manapun kau berada saya akan cari dan bunuh kau'. Mungkin luluh dengan bujuk rayu suaminya, akhirnya tiket kapal yang sudah dia beli dikembalikan ke penjual tiket lagi," ungkapnya.
Hal terakhir yang sempat menjadi curhatan oleh almarhumah kepada ibunya melalui telepon seluler yakni kondisinya yang sudah tak tahan lagi akibat perlakuan sang suami yang kerap kali memukulnya.
"Mama sempat ngomong ke saya, kalau adik saya sudah tidak tahan lagi dipukul dengan suaminya. Setiap marah pasti dia pukul. Sering sekali melapor ke Polisi."
"Tapi hanya sebatas dimediasi lalu diulangi kembali. Almarhumah sering dipukul di kepala sampai memar, leher dan bahu juga kena. Kadang jidatnya bengkak."