Hening menjelaskan bahwa kondisi reformasi dan arus keterbukaan publik dalam menyampaikan pendapat, ditambah akses media sosial yang luar biasa mudah juga sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku mereka.
Lantas, apa yang menyebabkan netizen bisa berkomentar buruk hingga dapat menyerang orang secara psikologis?
Sebenarnya, sebagian masyarakat sudah lelah dan stres dengan situasi saat ini.
"Dengan cara itulah mereka bisa meluapkan rasa stres yang berkecamuk dalam dirinya."
"Luapan emosi bisa lepas dengan, salah satunya merespons pada kasus-kasus tertentu di medsos."
"Imbasnya, mereka (kemudian) merasa puas dan lega," ungkap Hening.
Penyebab lain yang dapat mendorong rasa keinginan berkomentar di medsos juga bisa berasal dari alasan keluarga yang carut-marut, tidak harmonis, karena situasi sulit saat ini, yakni di tengah pandemi Covid-19 yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Sebagian besar pengguna sosial media adalah anak muda dan orang dewasa, yang bahkan cenderung telah berusia matang.
Hening menambahkan bahwa kecerdasan emosional dalam kaitannya kontrol diri, juga turut memengaruhi perilaku netizen.