Lebih lanjut Gayatri mengatakan bahwa gempa ini tidak menyebabkan tsunami.
Sebab, kedalaman pusat gempa cukup dalam dan kekuatan gempa tidak cukup besar untuk menyebabkan robekan di dasar laut yang signifikan bisa mengganggu tubuh air.
Akan tetapi, gempa bumi Malang ini telah menyebabkan guncangan keras yang dirasakan penduduk di wilayah Blitar dan Malang.
Bahkan, getaran juga dirasakan hingga jarak ratusan kilometer dari episenter, hingga ke Yogyakarta.
"Melihat magnitudo gempa yang terjadi dan kedalaman gempa, kecil kemungkinan terjadinya gempa susulan dengan besaran yang signifikan," kata Gayatri.
Gayatri menambahkan zona subduksi Jawa, khususnya yang berada di lepas pantai selatan Jawa Timur, memang merupakan wilayah yang produktif gempa.
"Sama seperti yang ada di Jawa Barat, (tetapi) di selatan Jawa tengah relatif tenang kegempaannya," imbuh Gayatri.
Guncangan gempa Malang meluas hingga ratusan kilometer dari pusat gempa.
Gayatri menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena magnitudo dan kedalaman gempa bumi tersebut cukup besar, sehingga rambatan gelombang gempa bisa mencapai area yang luas.
Berdasarkan data BMKG, guncangan gempa bumi akibat aktivitas lempeng subduksi ini, selain dirasakan di sejumlah wilayah di Jawa Timur, juga dirasakan di Yogyakarta, Madiun, Ponorogo, Denpasar, Kuta, Jimbaran, hingga Mataram dan Lombok Barat.