Follow Us

Mengerikan, Aksi Pemburu Kepala Manusia di Kalimantan Disaksikan Langsung Wanita Eropa, Begini Kisahnya

Ervananto Ekadilla - Minggu, 11 April 2021 | 05:31
Litografi berjudul On the Head Hunting karya Carl Alfred Bock, yang melukiskan seorang lelaki Dayak dengan peranti berperang.
Carl Alfred Bock/Head Hunters of Borneo

Litografi berjudul On the Head Hunting karya Carl Alfred Bock, yang melukiskan seorang lelaki Dayak dengan peranti berperang.

Dalam catatannya, Ida berkisah, benteng itu terbuat dari kayu dan berdinding pagar dari tanah.

Ada sekitar 30 orang pribumi yang menjadi serdadu.

“Namun, perhiasan paling mewah adalah kalung dan gelang tangan dari gigi manusia.”

Baca Juga: Kisah Sedih Marina Chapman, Dirawat oleh Kera hingga Dijadikan Budak Seks oleh Para Pemburu usai Dibuang ke Hutan

Kedatangan Ida menjadi tontontan lantaran bagi warga pedalaman Borneo, tampaknya dia merupakan sosok aneh bagi mereka.

Dialah perempuan kulit putih pertama yang mereka lihat.

Pada kenyataannya memang demikian.

Ida Pfeiffer memang perempuan Eropa pertama yang menjelajahi pedalaman hutan Borneo, sekitar tiga dekade sebelum penjelajah asal Norwegia, Carl Bock.

Ida Laura Reyer Pfeiffer mengenakan syal dan kain renda. Ida sangat ingin mengatasi keterbatasannya sebagai seorang wanita dari abad ke-19, tetapi dia tidak sepenuhnya menentang kodratnya. Globe di latar belakang menambah sentuhan ilmiah.
Mary Somers Heidhues/Archipel/Wikimedia

Ida Laura Reyer Pfeiffer mengenakan syal dan kain renda. Ida sangat ingin mengatasi keterbatasannya sebagai seorang wanita dari abad ke-19, tetapi dia tidak sepenuhnya menentang kodratnya. Globe di latar belakang menambah sentuhan ilmiah.

Baca Juga: Suami Poppy Bunga Dikabarkan Bangkrut dan Sekarang Punya Sambilan yang Bikin Banyak Orang Tidak Menyangka

Hari berikutnya, Ida mengunjungi perkampungan Dayak bersama Komandan Lee.

“Saya menjumpai pondokan besar, panjangnya sekitar 60 meter."

Source : Warta Kota, National Geographic, Buku 'A Lady's Second Journey Round the World'

Editor : Ervananto Ekadilla

Baca Lainnya

Latest