Ancamannya dalam bentuk perkataan melalui WhatsApp, telfon, atau ngomong secara langsung," imbuhnya.
Ancama teror pun juga diterima NA, dirinya juga diancam mau dibunuh, disantet, dan dibikin sengsara seumur hidup.
"Saya kenal dengan kades sejak tahun 2015, sejak pertama kenal hingga sekarang saya sering menerima kekerasan fisik seperti dipukul, ditendang, dijambak, bahkan diludahi," ungkapnya.
NA melaporkan Pak Kades ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pekalongan didampingi sang ayah dan adik perempuannya.
Wanita asal Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan itu mengenakan sweater hitam.
Dalam laporannya tersebut, NA mengaku telah dihamili salah satu Pak Kades yang ada di wilayah Kecamatan Paninggaran.
Awalnya, Pak Kades berjanji menikahinya, namun akhirnya ingkar.
"Rasanya campur aduk. Saya deg-degan, sedih, kecewa, kalut, panik, dan takut."
"Tadi malah sempat mau muntah dan pingsan. Habis itu saya minum obat," kata NA saat dihubungi Tribunjateng.com.
Selain perasaannya sedang tak karuan dan tertekan, kondisi badan NA sedang kurang sehat.